Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional memutuskan evakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air akan dilakukan besok melalui jalur udara. Dua helikopter disiapkan Basarnas untuk mengangkut 54 jenazah penumpang dan awak pesawat.
Menurut Deputi Bidang Operasi Basarnas Mayor Jenderal Heronimus Guru, teknik hoisting akan tetap dipakai. Dengan teknik ini, tim tak perlu membangun helipad di lokasi jatuhnya pesawat.
Namun jika cuaca seperti hari ini dengan kabut cukup tebal dan jarak pandang terbatas, maka helipad akan dibangun agar helikopter bisa mendarat. (Baca juga:
Trigana Siapkan Tiga Pesawat untuk Evakuasi Jenazah)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heronimus mengatakan, sebenarnya hari ini evakuasi akan dilakukan dengan helikopter yang disiapkan. Namun helikopter yang sudah diterbangkan terpaksa pulang dengan tangan hampa karena gagal menembus cuaca.
SIMAK FOKUS:
Evakuasi Korban Trigana Air
"Helikopterdi lapangan tidak bisa tembus dan balik kembali. Hasil koordinasi di lapangan, waktu evakuasi cukup panjang, akhirnya besok pagi akan dievakuasi lewat udara dengan cara hoisting. Cuaca hari ini gelap, berkabut dan jarak pandang dua meter," kata pria yang akrba disapai Hero ini di Kantor Basarnas, Jakarta, Rabu (18/8).
Meski direncakana evakuasi melalui udara dengan helikopter, evakuasi melalui jalut darat tetap jadi alternatif. Jalur darat meski medan berat akan ditempuh jika cuaca tak kunjung membaik. (Baca juga:
Uang 6,5 Miliar dalam Kabin Trigana Ditemukan HangusSaat ini tim gabungan masih siap di lokasi jatuhnya pesawat. Tadi pagi pesawat Trigana membawa bantuan logistik ke lokasi jatuhnya kecelakaan. Dirinya juga mengatakan helikopter milik PT Freeport menurunkan dua personel TNI AD dan persoel bantuan dari PT Freeport.
Tim evakuasi gabungan telah berhasil menemukan 54 jenazah awak dan penumpang pesawat nahas yang jatuh kemarin. Kotak hitam pesawat yang berisi rekaman data penerbangan dan rekaman percakapan kokpit juga sudah ditemukan.
(sur)