Jakarta, CNN Indonesia -- Penggusuran warga di wilayah Kampung Pulo hari ini, Kamis (20/8) berlangsung ricuh. Bentrokan terjadi antara warga Kampung Pulo dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Menanggapi masalah tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan apapun yang terjadi, penggusuran warga di kawasan Kampung Pulo harus tetap berjalan. Sebab, di kawasan itu akan dibangun rumah susun.
"Ya mau tidak mau harus tetap jalan," kata gubernur yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Detik.com bentrokan antara warga dan Satpol PP terjadi saat alat berat bergerak menghancurkan bangunan milik warga. Satpol PP pun dilempari warga dengan batu.
Untuk menghalau bentrokan, kepolisian pun menyemprotkan gas air mata. Warga yang ketahuan melempar batu pun diamankan.
Sebelum melakukan penggusuran secara paksa pagi ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sebenarnya sudah beberapa kali bernegosiasi dengan warga. Namun, sampai saat ini masih saja ada penolakan.
Warga yang menolak umumnya mendirikan bangunan di atas tanah negara dan tidak mau direlokasi ke rumah susun Jatinegara Barat.
Mengetahui penolakan tersebut tidak akan selesai, Pemprov DKI akhirnya melakukan penggusuran secara paksa.
"Yang tidak mau, akan kami gusur. Jadi Presiden dan Gubernur DKI Jakarta saja cuma butuh persetujuan 50 persen plus satu," kata Ahok awal Agustus lalu.
Ahok mengatakan 80 persen warga Kampung Pulo pun sudah bersedia untuk dipindahkan ke rumah susun Jatinegara Barat. Sementara lahan bekas penggusuran akan digunakan untuk membangun rumah susun lagi.
Dengan jumlah suara persetujuan tersebut, maka tak ada lagi alasan bagi Ahok untuk tidak menggusur warga Kampung Pulo yang bersikeras tinggal dan tak mau dipindahkan.
"Mereka tanpa izin mendirikan bangunan diatas tanah negara. Kalau mereka menuntut ganti rugi, lalu saya ganti, saya yang ditangkap," ujar Ahok.
"Kami bilang tidak bisa ganti rugi, tapi kami menyediakan rusun. Tapi mereka ngotot, rusun mau, duit mau. Kebiasaan, sudahlah kami gusur," kata dia.
(hel)