Polisi Amankan 27 Warga Kampung Pulo dari Aksi Bakar Backhoe

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 20 Agu 2015 13:25 WIB
Puluhan orang tersebut diamankan setelah warga menyulut aksi pembakaran ke arah alat berat yang siap meruntuhkan rumah mereka.
Warga berusaha menghadang Satpol PP dan Polisi dengan lemparan batu, saat penggusuran rumah warga di bantaran Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polisi Resort Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faruq menyebut sudah ada 27 warga Kampung Pulo yang diamankan setelah aksi pembakaran alat berat atau backhoe di Jalan Jatinegara Barat beberapa jam lalu. Umar memastikan, puluhan warga tersebut sudah digelandang ke Polres Jakarta Timur.

"Kami telah mengamankan 27 warga karena aksi pembakaran alat berat dan kerusuhan yang terjadi tadi," kata Umar ditemui di lokasi penggusuran, Kamis (20/8).

Saat ini, ribuan petugas dipastikan masih melakukan pengamanan ketat di sekitar Kampung Pulo. Umar menyebut, penutupan jalan akan berlangsung hingga petang nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penutupan Jalan Jatinegara Barat ini akan berlangsung sampai sore. Setelah itu lalu lintas akan dibuka dan normal kembali," ujar Umar.

Hingga kini, terhitung sudah enam jam warga bersitegang dengan petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian sempat menjelaskan langkah penertiban kali ini dilakukan karena adanya temuan soal warga yang tidak memiliki sertifikat tanah. Rencanan pemerintah pusat yang ingin membangun terowongan, kata Tito, membuat pemerintah daerah diminta untuk menertibkan dan membangun rumah susun.

"Rumah susun itu kapasitasnya nanti kurang lebih 1000, artinya lebih dari cukup untuk 900 warga (Kampung Pulo). Langkah penertiban dilakukan sekarang, kalau tidak ya kapan selesainya?,"
ujar Tito.

Dia menjelaskan, kerusuhan dalam proses penggusuran kali ini terjadi karena adanya beberapa warga yang menolak untuk direlokasi karena selama ini menyewakan tanah negara yang mereka manfaatkan.

"Tanah negara di sini dibangun secara liar lalu disewakan. Makanya, pindah ke rumah susun menjadi tidak menguntungkan bagi mereka," katanya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER