Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan bahwa ada seorang perwira polisi yang tertembak dalam insiden baku tembak di Pegunungan Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dalam baku tembak yang terjadi pada 17 Agustus lalu itu, satu orang anggota kelompok teroris Santoso tewas.
"Jadi ada satu (anggota kelompok teroris Santoso) yang meninggal di sana, tertembak. Kemudian satu memang anggota kita tertembak, mudah-mudahan bisa tertolong," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/8).
Badrodin mengungkapkan, anggota polisi yang tertembak itu saat ini masih dibawa menuruni pegunungan. Soal kabar bahwa polisi tersebut sudah gugur, dia menilai bahwa hal itu bisa saja terjadi karena kemungkinan kehabisan darah pada saat perjalanan turun pegunungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Gugur kalau memang benar, karena laporannya kemarin tertembak di bagian perut. Informasi sementara memang kemungkinan kehabisan darah, karena evakuasi dari atas ke bawah butuh lima jam," kata dia.
Badrodin menyampaikan, saat ini personel yang masih terus mengejar kelompok teroris Santoso telah ditambah. Badrodin telah melaporkan seluruh perkembangan pengejaran kepada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Kontak senjata melibatkan aparat Brimob Polda Sulteng dan Detasemen Khusus Anti Teror Mabes Polri dengan kelompok sipil bersenjata. Kontak senjata yang terjadi pada Senin (17/8) sekitar pukul 15.30 WITA itu baru diungkap oleh pihak kepolisian, Rabu kemarin (19/8).
Baku tembak terjadi setelah pasukan Brimob Polda Sulteng dan Densus 88 melakukan pengejaran terhadap beberapa orang yang diduga adalah kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso di sekitar Desa Kilo.
Dalam pengejaran itu, polisi menemukan sebuah kamp yang diduga sebagai tempat persembunyian kelompok Santoso di Pegunungan Poso Pesisir yang lokasinya beberapa kilometer dari Desa Kilo.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Idham Azis menyatakan, sekitar pukul 15.30 waktu setempat terjadi kontak senjata yang berlangsung sekitar 30 menit setelah beberapa orang di kamp persembunyian tersebut melakukan perlawanan saat akan disergap oleh aparat keamanan.
Idham belum dapat memastikan apakah ada korban jiwa dalam baku tembak tersebut. Namun polisi berhasil menyita sejumlah senjata api, bom rakitan, dan beberapa peralatan lainnya yang diduga milik kelompok Santoso.
(rdk)