Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah mengatakan armada baru yang diluncurkan salah satu operator taksi ternama yang menggunakan tipe mobil multi purpose (MPV) tidak akan menambah kemacetan di Jakarta meski jumlahnya banyak. Penggunaan mobil MPV itu adalah peremajaan armada, bukan penambahan.
"Salah satu syarat kalau ingin melakukan peremajaan, armadanya harus dihanguskan dulu. Kalau mau tambah 100, harus dihanguskan dulu 100," kata Andri saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/8).
Andri juga mengatakan peremajaan armada taksi dari jenis sedan ke MPV justru lebih baik. Peremajaan tersebut sesuai dengan permintaan pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin hari kan kebutuhannya semakin banyak, penduduk makin bertambah. Nah, salah satu solusinya yang tadinya cuma 4 seat, jadi 7 seat tanpa menambah armada," ujar Andri.
Andri pun berharap taksi jenis MPV ini lebih banyak lagi. Sebab, tanpa menambah armada, pelayanan bisa lebih ditingkatkan.
Taksi jenis MPV yang tetap mempertahankan tarif reguler pun diharapkan bisa lebih memudahkan masyarakat karena bisa lebih murah.
"Itu kan tarifnya sama dengan tarif taksi biasa regular, dari yang patungan biasanya tiga orang jadi lima orang," kata Andri.
Belakangan ini sedang marak perusahaan taksi menggunakan jenis mobil yang 'muat banyak' sebagai armadanya. Tren ini sudah dilihat sebagai persaingan. Tak heran jika nantinya ke depan masyarakat Jakarta akan menemukan jenis taksi MPV.
Menanggapi fenomena ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setuju jika perusahaan taksi mempunyai armada jenis MPV. Ia juga percaya kalau taksi jenis MPV ini bisa membuat penggunanya lebih irit dan nyaman karena bisa pergi ramai-ramai.
"Kami mendukung banyak taksi. Hidup di Jakarta akan sangat nyaman," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki.
(sur)