Kisah Operator Alat Berat Penggusur Kampung Pulo

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Jumat, 21 Agu 2015 16:50 WIB
"Kasian, keinget kalau rumah kita sendiri yang dihancurkan," kata operator alat berat Jefri Saragih saat merobohkan rumah warga Kampung Pulo.
Jefri Saragih, salah satu operator excavator di penggusuran Kampung Pulo, Jakarta Timur. Satpol PP mengerahkan 8 alat berat untuk menggusur pada Jumat (21/8/2015). (CNN Indonesia/Eky Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Kasian, keinget kalau rumah kita sendiri yang dihancurkan." Itu lah sepenggal ucapan yang keluar dari mulut Jefri Siragih (25) ketika mengungkapkan perasaannya saat menghancurkan rumah warga Kampung Pulo.

Sepanjang 300 meter rumah warga yang berada di bibir Kali Ciliwung menjadi korban excavator warna hijau yang dikendarainya. Selama 5 tahun bekerja sebagai operator excavator, dirinya mengaku menghancurkan rumah warga merupakan yang paling berat. (Baca juga: Cerita Ahok di Balik Penggusuran Kampung Pulo)

"Dari semua medan, ini yang paling berat, soalnya ini rumah warga, takutnya warga anarkis kan, dilemparin batu atau dibakar." Katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibalik perasaan takutnya, dirinya pun merasa iba ketika harus menghancurkan satu per satu rumah warga.

"Sebenarnya kasian, keinget kalau rumah kita sendiri yang dihancurin, tapi mau gimana lagi, udah jadi tugas," katanya.

Bahaya juga mengintai dirinya dalam menjalani profesi ini. Salah satu risiko bahaya yang dihadapi terlemparnya barang yang menjadi objek kerukan dari alatnya.

"Selama di sini belum pernah, cuma dulu pernah pas lagi ngeruk kayu, kayunya terlempar ke depan saya, untungya ada jaring pelindung saat itu," kata Jefri. (Baca juga: Di Tengah Kericuhan, Sa'Aning Pasrah Tinggalkan Rumah)

Sebelumnya, Jefri mengaku bekerja untuk salah satu perusahaan yang berada di Kalimantan. Saat itu, tugasnya membuka lahan hutan untuk perkebunan kelapa sawit.

Kemudian, sebulan yang lalu dirinya pindah ke DPU (Departemen Pekerjaan Umum) DKI Jakarta. Menurutnya, ketika awal masuk dirinya diberitahu akan bekerja untuk mengeruk Waduk Pluit di Jakarta Utara. Dirinya tidak tahu akan menggusur rumah warga.

"Saya enggak tahu kalau ternyata harus menggusur rumah warga, awalnya cuma dibilang buat ngeruk di Waduk Pluit," katanya.

Pria asal Medan ini mengaku belajar otodidak dalam mengoperasikan excavator. Dirinya mengatakan sebelumnya menjadi kernet excavator di Kalimantan. Menurutnya, sebagian besar petugas operasional excavator akan menjadi kernet terlebih dahulu. (Baca juga: Kampung Pulo Masalah Lama Yang Dibiarkan Tak Selesai)

"Belajarnya jadi kernet dulu, terus liatin gimana cara operasionalnya, abis itu diajarin dikit-dikit, rata-rata yang jadi operator excavator jadi kernet dulu," kata Jefri.

Meskipun kerjaannya berat, Jefri mengatakan kesejahteraan dirinya masih jauh dari kata cukup terutama dalam hal penghasilan.

"Penghasilan paling cuma bisa buat makan sehari-hari," ujarnya.

BACA FOKUS: Rusuh Penggusuran Kampung Pulo (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER