Tokoh Nasional Bendung Niat Pembangunan Megaproyek DPR

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 17:02 WIB
Mahfud MD, Emil Salim, Adhyaksa Dault, Jaya Suprana dan Romo Benny mendatangi parlemen untuk membendung hasrat anggota DPR membangun gedung baru.
Mantan Ketua MK Mahfud MD (tengah) bersama (dari kiri-kanan) Wartawan Senior Daud Sinjal, Budayawan Jaya Suprana, Romo Sandiawan Sumardi, Pengamat Militer Salim Said, serta Ekonom Rizal Ramli yang tergabung dalam Paguyuban Punakawan memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/6). Pertemuan dengan tokoh berbagai latar belakang itu membicarakan masalah aktual bidang politik, pemerintahan, sosial budaya, serta bidang hukum sebagai masukan untuk Presiden Joko Widodo dalam menjalankan pemerintahan. (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jajaran pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat disambangi sejumlah tokoh profesional dan budayawan yang menamakan diri Perkumpulan Punakawan, Kamis (27/8). Mereka mendatangi para pentolan wakil rakyat untuk mengutarakan sejumlah aspirasi dan pandangan terkait kondisi aktual di Indonesia.

Hadir dalam pertemuan di gedung pimpinan DPR RI di antaranya pakar hukum Mahfud M.D, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault, aktivis lingkungan Emil Salim, pendiri MURI Jaya Suprana, dan aktivis sosial Romo Benny. Dari sekian banyak aspirasi yang diutarakan, niatan pembangunan gedung baru DPR turut menjadi perhatian para tokoh.
Emil Salim menilai rencana tujuh tahap penataan kawasan parlemen itu tidak menjamin bakal meningkatkan kualitas kerja para anggota dewan. Sebaliknya, Emil menilai yang dibutuhkan para wakil rakyat saat ini adalah peningkatan kualitas intelektualnya.

"Jadi saya kira usulan pembangunan ini menyinggung hati nurani masyarakat kecil. Sebaiknya ditunda," kata Emil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Romo Benny mengutarakan hal yang serupa. Dia menyarankan pembangunan megaproyek ditunda dan memprioritaskan alokasi anggaran untuk mengurusi peroalan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.

"Seharusnya masa krisis ini menjadi momentum bagi kita untuk belajar. Kita tunda dulu proyek itu. Lebih baik fokus di program dana desa. Ini bagus untuk dukungan masyarakat," ujar Romo. (Baca juga: Moratorium Pembangunan Gedung, DPR: Kami Tak Bisa Tunda)

Menanggapi masukan dari para tokoh, Wakil Ketua DPR mafhum bahwa saat ini Indonesia tengah dirundung situasi yang sarat dengan urgensi pembenahan, terutama di sektor ekonomi. Fadli mengamini masukan dari para tokoh itu positif dan DPR mencatatnya sebagai bahan pertimbangan.

"Tentu jika situasi keuangan memang tidak memungkinkan, kami tidak akan memaksaan diri. Lagi pula ini bukan sesuatu yang darurat untuk saat ini. Lebih banyak yang lebih penting itu kepentingan nasional," ujar Fadli usai pertemuan digelar. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER