Saat Digeledah Polisi, RJ Lino Sempat Ditelepon Sofyan Djalil

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Agu 2015 00:50 WIB
Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino mengaku mendapat telepon dari Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, ketika kantornya digeledah polisi, Jumat (28/8).
Direktur Utama PT Pelindo II R.J Lino saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/8). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat kantor PT Pelindo II digeledah oleh penyidik Bareskrim Polri pada Jumat (28/8) siang, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat mendapat telepon dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil.

Dikutip dari Detikcom, Lino sempat mengeraskan volume telepon genggamnya dan memperdengarkan kepada wartawan saat dihubungi Sofyan Djalil siang tadi.

(Baca juga: Bareskrim Geledah Kantor Pelindo II Terkait Korupsi Crane)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti dulu ya Pak Sofyan Djalil telepon. Halo Pak Sofyan selamat siang, Pak. Ini saya pulang rapat di luar tiba-tiba kok begitu banyak polisi di kantor. Ada penggeledahan," kata Lino, dikutip dari Detikcom.

Namun pada saat itu Lino tak menjelaskan kepada wartawan soal identitas Sofyan Djalil yang meneleponnya. Baru pada malam hari ketika dikonfirmasi lagi oleh wartawan, Lino menjelaskan bahwa yang meneleponnya saat itu adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. 

"Itu (Sofyan Djalil) kepala Bappenas," kata Lino kepada wartawan di kantornya, PT Pelindo II Jakarta Utara, Jumat (28/8), dikutip dari Detikcom.

Lino juga menegaskan kembali niatnya yang akan berhenti dari jabatannya sekarang bila diperlakukan tidak adil.

Kepada Sofyan Djalil, Lino menjelaskan bahwa polisi mencari file dokumen terkait 10 crane yang tak berfungsi sehingga mempengaruhi proses dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.

Lino mengaku menghormati tindakan polisi yang melakukan penggeledahan. Namun penggeledahan ini tak bisa dilakukan karena dia merasa belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.

"Pak Sofyan, kalau Presiden nggak bisa clear (menyelesaikan) Saya berhenti. Susah ini kalau benar ini negeri begini. Kami kayak dihukum sama media," kata Lino kepada si penelepon. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER