Jakarta, CNN Indonesia -- Saat kantor PT Pelindo II digeledah oleh penyidik Bareskrim Polri pada Jumat (28/8) siang, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat mendapat telepon dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil.
Dikutip dari
Detikcom, Lino sempat mengeraskan volume telepon genggamnya dan memperdengarkan kepada wartawan saat dihubungi Sofyan Djalil siang tadi.
(
Baca juga: Bareskrim Geledah Kantor Pelindo II Terkait Korupsi Crane)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti dulu ya Pak Sofyan Djalil telepon. Halo Pak Sofyan selamat siang, Pak. Ini saya pulang rapat di luar tiba-tiba kok begitu banyak polisi di kantor. Ada penggeledahan," kata Lino, dikutip dari
Detikcom.
Namun pada saat itu Lino tak menjelaskan kepada wartawan soal identitas Sofyan Djalil yang meneleponnya. Baru pada malam hari ketika dikonfirmasi lagi oleh wartawan, Lino menjelaskan bahwa yang meneleponnya saat itu adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
"Itu (Sofyan Djalil) kepala Bappenas," kata Lino kepada wartawan di kantornya, PT Pelindo II Jakarta Utara, Jumat (28/8), dikutip dari
Detikcom.
Lino juga menegaskan kembali niatnya yang akan berhenti dari jabatannya sekarang bila diperlakukan tidak adil.
Kepada Sofyan Djalil, Lino menjelaskan bahwa polisi mencari
file dokumen terkait 10
crane yang tak berfungsi sehingga mempengaruhi proses
dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.
Lino mengaku menghormati tindakan polisi yang melakukan penggeledahan. Namun penggeledahan ini tak bisa dilakukan karena dia merasa belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.
"Pak Sofyan, kalau Presiden nggak bisa
clear (menyelesaikan) Saya berhenti. Susah ini kalau benar ini negeri begini. Kami kayak dihukum sama media," kata Lino kepada si penelepon.
(ama/ama)