Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Jawa Barat menyatakan proses pengairan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Senin (31/8), berlangsung kondusif tanpa ada aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat terdampak.
Peresmian penggenangan Jatigede dipimpin oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Moechgiyarto, dan Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Dedi Kusnadi Thamim. (Baca juga:
Desa di Jatigede Mulai Ditenggelamkan, Jokowi Batal Hadir)
“Pengairan berjalan baik dan kondusif mulai sekitar pukul 10.15 WIB. Tidak ada aksi yang dilakukan oleh masyarakat meski ada sebagian masyarakat yang belum mendapatkan ganti rugi,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Sulistyo Pudjo kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengamankan proses penggenangan Jatigede, kata Sulistyo, Polda Jabar mengerahkan sekitar 500 personel gabungan yang terdiri dari pasukan Brigadir Mobil dan Shabara. Mereka menyebar di sekitar Waduk Jatigede.
Menurut Sulistyo, pengamanan akan dilakukan secara berkelanjutan, sebab pengairan Waduk Jatigede merupakan agenda nasional untuk kepentingan banyak orang.
“Ada sekitar 711 hektare lahan, terdiri dari delapan kabupaten, yang terkena dampak pengairan," ujar Sulistyo. (Baca juga:
Jatigede Akan Tenggelamkan Puluhan Situs Sejarah Sumedang)
Polda Jabar menjamin tak bakal ada aksi demo di Waduk Jatigede karena hanya tinggal lima persen warga yang belum mendapatkan ganti rugi. “Sebanyak 95 persen warga sudah mendapat ganti rugi. Sisanya belum karena ada data yang belum dilengkapi," kata Sulistyo.
Kepolisian mengimbau kepada masyarakat terdampak pembangunan Waduk Jatigede yang belum mendapatkan uang ganti rugi untuk segera melengkapi dokumen-dokumennya. Selain itu, bagi warga yang tidak memiliki dokumen sah kepemilikan tanah maupun bangunan, diminta untuk mematuhi hukum yang berlaku.
Penggenangan Waduk Jatigede seluas hampir 5 ribu hektare ini diprediksi menghabiskan waktu 200 hari. Waduk ini nantinya akan digunakan untuk mengairi 90 ribu hektare sawah di wilayah Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, serta sebagai daya bagi pembangkit listrik 110 megawatt.
(agk)