Penggenangan Jatigede Jangan Dipaksakan

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Agu 2015 13:29 WIB
Pemerintah kembali memasang target 31 Agustus 2015 Waduk Jatigede mulai digenangi air, namun kondisi di lapangan khususnya soal relokasi belum juga selesai.
Warga Desa Cipaku tengah membakar cemilan khas yaitu opak. Kegiatan itu biasa dilakukan oleh ibu-ibu setempat di sore hari. Mereka tetap berkegiatan seperti biasa meskipun desanya, Desa Cipaku akan ditenggelamkan Waduk Jatigede. (CNN Indonesia/Hafizd Mukti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum mengaku optimis bisa menggenangi Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat 31 Agustus 2015. Konstruksi waduk yang merekayasa aliran sungai Cimanuk ini telah rampung 100 persen.

Anggota DPRD Sumedang Edi Askari mengaskan, jika pemerintah, baik dari pusat hingga level bupati untuk tidak semena-mena melakukan penutupan pintu air sebelum melihat kondisi rill di wilayah desa tergenang. Setidaknya tiga desa harus benar-benar steril, yaitu Desa Jemah, Desa Cipaku dan Desa Sukarersa.

"Dari puluhan desa yang terkena dampak, setidaknya H-3 sebelum pengegnangan harus kosong itu, karena tiga desa itu desa dengan titik terendah," kata Edi kepada CNN Indonesia, Jumat (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edi berharap pemerintah tidak tergesa-gesa, karena pada dasarnya secara faktual di lapangan permasalahan masih menumpuk. Permasalahan yang akan timbul, salah satunya relokasi ribuan orang di tiga desa. Untuk Desa Cipaku setidaknya ada sekitar 700 rumah dengan kurang lebih 800 kepala keluarga.

"Bisa pemerintah menyediakan tempat singgah, sebelum mereka bisa membeli rumah lagi? Besok sudah H-2, dan laporan yang saya terima relokasi baru 10-20 persen saja," ujar Edi.

Sementara Itu, Aden Tarsiman, 50, warga asli Desa Cipaku membenarkan ada informasi jika penggenangan Jatigede dilakukan 31 Agustus 2015. Namun, informasi itu tidak serta merta mendorong masyarakat untuk mmerubuhkan rumahnya.

"Kabarnya begitu, tapi kalau lihat kondisi sekarang masyarkat masih biasa saja, berkegiatan seperti biasa. Di desa kami ada sekitar 700 KK lagi. Yang sudah dibongkar bisa dihitung jari," paparnya.

Terkait ganti rugi, Aden mengaku sudah tidak lagi ada masalah meskipun ada yang belum dibayar, semua rata-rata sudah masuk dalam proses pencairan. Namun, hingga kini masih banyak kasus salah ukur yang belum diselesaikan.

Permasalahan yang membuat warga desa tergenang Jatigede adalah beban pikiran berlarutnya waduk yang tak kunjung digenangi, termasuk munculnya distorsi informasi yang tidak jelas, bahkan tidak sampai ke telinga warga, termasuk rencana pengenangan 31 Agustus yang baru diketahui beberapa hari kebelakang.

"Kami baru tahu beberap hari lalu. Orang yang pindah dari sini tidak semua punya rumah. Apa pemerintah mau menyediakan dulu tempat sementara? minimal untuk tiga desa ini?"

Harapan yang sejak dulu didengungkan oleh tokoh Cipaku yang sempat berjalan kaki ke Jakarta ini demi bertemu Jokowi, adalah perhatian dari para penguasa di Jakarta untuk mendatangi langsung dan melihat kondisi faktual rakyat di kawasan Jatigede.

"Sampai sekarang belum ada satupun pejabat yang turun melihat kondisi terakhir, jangan main tenggelamkan saja," tegas Aden. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER