Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo lagi-lagi mengundang masyarakat untuk dijamu makan siang di Istana Kepresidenan. Kali ini giliran 103 orang pedagang dari beberapa pasar tradisional di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Jokowi mendapat beberapa hadiah dari para pedagang, salah satunya burung kenari.
Para pedagang tersebut biasa berjualan di Pasar Gembrong, Pasar Jatinegara, Pasar Pramuka, Pedagang Kaki Lima (PKL) Sunda Kelapa, PKL Proklamasi, PKL Pluit, Pasar Ikan Muara Angke, Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Pagi Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Makassar, Pasar Kue Subuh Senen, pedagang di Kota Tua, dan pengemudi bajaj.
Setiap pasar tersebut mengirimkan seorang perwakilan pengurus dan para pedagangnya. Masing-masing pasar diwakili oleh sekitar empat hingga sepuluh orang. Khusus untuk pengemudi bajaj, mereka diundang karena tidak hadir pada saat Presiden mengundang para sopir angkutan umum beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setibanya di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (3/9), Jokowi menyalami sebagian besar pedagang yang datang. Ketika menghampiri meja makan pedagang Pasar Burung Pramuka, ia tiba-tiba disodori sebuah sangkar yang ditutupi kain hijau. Saat kain penutup dibuka, ternyata di dalam sangkar berwarna perak itu terdapat seekor burung kenari berwarna putih.
Setelah itu, ia mendapatkan bingkisan lainnya seperti hiasan mahar, hiasan dari tanah liat berbentuk wadah kecil seperti asbak, dan sepasang baju renang atau baju selam berwarna hitam dan hitam putih.
Di depan para pedagang, Jokowi mengatakan ingin mendengar langsung keluhan dari para pedagang.
"Saya ingin mendapat informasi masalah-masalah yang ada di pasar, baik masalah penataannya, berkaitang dengan harga, baik harapan kebijakan ke depan seperti apa," kata Jokowi.
Sang kepala negara mengaku sadar bahwa sebenarnya urusan pasar menjadi tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Namun, ia hanya ingin mendengarkan masukan dan keluhan langsung dari pedagang di lapangan agar nanti bisa memberi bantuan jika diperlukan.
"Yang berkaitan dengan PKL, saya tetap fokus dalam membantu penataan ini, sehingga catatan memang betul-betul ditata. Kalau sudah ditata, jangan keluar lagi. Biasanya ditata, enggak keluar lagi," kata dia.
Tak hanya itu, Jokowi mengaku ingin mendengar langsung masukan dari pelaku ekonomi untuk mengetahui kondisi riil di lapangan seperti apa, sehingga dalam membuat kebijakan bisa cocok. Ia pun menjelaskan kepada para pedagang bahwa mulai Juli kemarin pemerintah mengeluarkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dulu berbunga 23 persen, sekarang disubsidi menjadi 12 persen per tahun.
"Jadi Bapak dan Ibu kalau pinjam bulanan bunganya bisa 1 persen. Itu bisa di BRI (Bank Rakyat Indonesia). Tahun ini Rp 30 triliun, tahun depan mungkin Rp 120 triliun. Ke depan, 2016, kurang lebih Rp 120 triliun," kata dia.
(sur)