Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, mengadakan rapat tertutup dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisaris Jenderal Saud Usman dan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Kamis (3/9) malam.
Rapat yang berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam tersebut juga dihadiri Asisten Operasi Kapolri, Inspektur Jenderal Unggung Cahyono dan Menteri Kesehatan, Nila Moeloek.
Usai kembali dari pertemuan di kantor Perusahaan Listrik Negara sore tadi, Luhut mengatakan forum ini diselenggarakan untuk membahas isu deradikalisasi kelompok-kelompok ekstremis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertemuan ini hanya membahas isu deradikalisasi," ujarnya, Kamis petang. (Baca juga:
Isu Kabareskrim Dicopot, Muncul Nama Empat Jenderal Pengganti).
Sebelum pertemuan ini, Luhut juga mengadakan pertemuan dengan Kompolnas. Pertemuan itu disebut membahas soal mutasi perwira tinggi di Polri, termasuk Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim.
Kompolnas menyatakan, pertemuan itu membahas soal kinerja yang telah mereka lakukan, seperti memberikan pertimbangan dalam pergantian kapolri dan juga laporan masyarakat yang belum ditindaklanjuti oleh Polri.
Pada kesempatan berbeda, saat dikonfirmasi, Nila membantah jika pertemuan ini berkaitan dengan isu pergantian Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Budi Waseso.
Ia menuturkan, ia akan membahas antisipasi pemerintah dalam menghadapi penyebaran virus penyakit mematikan seperti MERS.
Rabu kemarin, pada pertemuan dengan sejumlah petinggi media massa, Luhut memang menyebut deradikalisasi sebagai salah satu fokus program kerjanya sebagai menko polhukam. (Baca juga:
Budi Waseso: Jadi Kepala BNPT Itu Prestasi)
Ia menuturkan, pemerintah akan terus memantau dan mencegah tindakan kelompok ekstremis yang ada di Indonesia. Luhut berkata, ia ingin memastikan kondisi dalam negeri aman dan terkendali.
Kedatangan dua jenderal polisi menghadap Luhut cukup menarik. Saud dan Tito disebut-sebut sebagai calon pengganti Budi Waseso sebagai Kabareskrim jika ia benar-benar dicopot.
Di Bareskrim, Saud bukan orang asing. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Keamanan Transnasional dan Wakil Kabareskrim sebelum dipercaya menjadi Kapolda Sumatera Selatan. (Baca juga: Lingkaran Badai Budi Waseso) Nama Saud mulai dikenal saat ia menjadi juru bicara Polri. Saat itu ia menjabat sebagai Kepala Divisi Humas saat itu sebelum digantikan oleh Anang Iskandar.Saat ini Saud lebih banyak bergelut dalam penanganan terorisme di BNPT. Saud memang seorang pakar terorisme. Ia pernah memimpin satuan elite Polri, Detasemen Khusus 88 Antiteror.Namun Saud tak lagi muda saat ini. Ia adalah salah satu jenderal paling senior di Polri. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1981 ini kini berusia 57 tahun. Februari 2016, ia akan memasuki masa pensiun.Sedang Inspektur Jenderal Tito Karnavian, d
alam lingkup Polri, sering disebut sebagai perwira intelek. Di angkatan Akademi Kepolisian tahun 1987, dia adalah perwira pertama yang mendapat pangkat jenderal saat memimpin Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Usia Tito saat ini paling muda di antara nama lain yang disebut bakal jadi Kabareskrim. Usianya kini 50 tahun. Lulusan terbaik Akpol 1987 ini masih akan berkarier di Polri hingga delapan tahun ke depan. (hel/hel)