Jakarta, CNN Indonesia -- Ada perubahan penanganan kasus yang terjadi di Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) setelah Komisaris Jenderal Anang Iskandar menjadi Kabareskrim menggantikan Komisaris Jenderal Budi Waseso. Kasus dugaan korupsi pengadaan
crane di PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) kini ditangani oleh dua direktorat reserse sekaligus.
Kasus ini sebelumnya hanya ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus), di bawah arahan Brigadir Jenderal Purnawirawan Victor Simanjuntak yang kini telah pensiun. Sekarang, setelah Victor tidak lagi menjabat, kasus ini turut ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Ahmad Wiyagus.
"Untuk pasal korupsinya kami serahkan ke Dittipidkor," kata Kepala Subdirektorat Tindak Pidana Pencucian Uang Ekonomi dan Khusus Komisaris Besar Golkar Pangraso lewat sambungan telepon, Rabu (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktorat yang kini dipimpin oleh Brigadir Jenderal Bambang Waskito itu kini berfokus kepada pengembalian uang negara dan dugaan pencucian uang. Untuk itu, penyidik berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Walau demikian, Golkar mengatakan, setelah mendapatkan hasil penelusuran PPATK, penyidik tidak bisa begitu saja memanggil saksi-saksi. "Tidak (langsung memanggil saksi) juga, kan pengembalian aset tidak hanya PPATK."
Sementara itu, juru bicara Direktorat Tindak Pidana Korupsi Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta mengatakan, kedua direktorat bekerja sama untuk lebih mendalami tindak pidana lain di luar dugaan korupsi.
"Kalau korupsinya ditangani Dittipidkor,
money laundering-nya (pencucian uang) ditangani Dittipideksus," kata dia.
Senada dengan Golkar, Adi juga mengatakan pihaknya belum berencana memanggil saksi-saksi, termasuk Direktur Utama Pelindo RJ Lino. "Kami belum bicara ke sana, masih tahap komunikasi saat ini."
Catatan CNN Indonesia, Dittipidkor Bareskrim selama ini lebih tertutup dalam menangani kasus-kasusnya jika dibandingkan dengan Dittipideksus. Contohnya, saat masih menjabat, Victor rutin mengungkapkan perkembangan terbaru terkait kasus-kasus yang dia tangani dari hari ke hari.
Sebelum pensiun, Victor sempat menyebut upaya penggeledahan Bareskrim terkait kasus ini telah menimbulkan kegaduhan. Kegaduhan itu terjadi setelah RJ Lino mengadu kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil di muka publik sehingga sampai sampai ke telinga Istana.
Sementara itu, pemerintah telah mengimbau penegak hukum agar tidak membuat kegaduhan dalam mengusut kasus-kasus korupsi karena bisa merusak kestabilan perekonomian negara.
Kasus ini berawal dari tidak dikirimnya 10
mobile crane yang diadakan Pelindo II pada 2013. Semestinya, alat-alat berat itu dikirimkan ke delapan pelabuhan berbeda.
Seorang tersangka sudah ditetapkan terkait kasus korupsi pada proyek bernilai puluhan miliar ini. Meski kepolisian enggan mengungkapkan identitas si tersangka, informasi yang dihimpun menyebut dia adalah seorang anak buah RJ Lino berinisial FN.
(rdk)