Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menyatakan pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan rombongan dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump bukan pertemuan biasa. Ia menilai pertemuan itu seolah menggambarkan bahwa ada keberpihakan Indonesia dalam pemilu AS.
"Bisa saya katakan itu bukan pertemuan iseng. Jangan lupa itu forum kampanye, kehadiran kita menunjukkan berpihak," ujar Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/9).
Hendrawan menjelaskan pertemuan tersebut diduga telah direncanakan sebelumnya. Sehingga ia yakin pertemuan tersebut bukan untuk mencari sensasi publik dan tidak disengaja. (Baca juga:
Fraksi Golkar Sebut Kunjungan Setya ke Trump Kurang Elok)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hendrawan menilai bentuk komunikasi non-verbal yang ditunjukkan Trump saat memperkenalkan Setnov dihadapan pendukungnya seolah merendahkan dan terkesan tidak menghormati status Setnov sebagai pimpinan lembaga legislatif di Indonesia.
"Apalagi tangan Donald memegang pundak, gesturnya seperti memperlakukan pembantu, ini tidak elok untuk kita," ujarnya.
Hendrawan menuturkan seharusnya selaku pimpinan DPR, Setnov juga harus bisa memahami peran serta fungsi dirinya sebagai pimpinan lembaga dewan. Hal tersebut diperlukan untuk menunjukkan integritasnya dalam memimpin DPR saat ini.
Sebelumnya, anggota DPR Tantowi Yahya menyebut pertemuan bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan rombongan Ketua DPR Setya Novanto difasilitasi oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo. Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia itu memfasilitasi pertemuan rombongan parlemen lantaran punya hubungan bisnis dengan Trump. (Baca juga:
Fahri Hamzah: Jangan Fitnah Setya Novanto)
"Yang memfasilitasi, karena Pak Donald Trump itu mempunyai mitra, mitranya di sini adalah Pak Hary Tanoe," ujar Tantowi saat ditemui di Gedung DPR, Rabu (9/9).
Tantowi menegaskan, pertemuan itu sebatas obrolan antara delegasi parlemen dengan pebisnis. Konteks pembicaraan pun tidak ada yang menjurus pada persoalan politik.
Dalam pertemuan tersebut, kata Tantowi, Setya Novanto memberikan apresiasi atas investasi yang ditanam Trump di Indonesia. Dia mengundang Trump untuk menanam investasi lebih banyak lagi di Indonesia. (Baca juga:
Deretan 'Kasus' Kunjungan Luar Negeri DPR)
Sementara itu, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menilai perdebatan soal pertemuan rombongan DPR dengan Trump di AS bukan hal yang produktif. Ia lebih memilih menyerahkan sepenuhnya hasil pemeriksaan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terhadap pertemuan tersebut.
"Kalau saya pribadi lebih menyerahkaan ke MKD. Perdebatan itu tidak produktif," ujarnya kepada CNN Indonesia, Rabu (9/9).
(hel)