Jakarta, CNN Indonesia -- Kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Indonesia telah terjadi hampir 30 tahun lamanya. Sayangnya penanganan kasus kebakaran hutan tersebut tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
"Kebakaran hutan bukan baru terjadi kemarin, tapi sudah 18 tahun. Bahkan jika dihitung sejak medio 1980-an artinya sudah 30 tahun terjadi," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Teguh Surya saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/9).
(Lihat FOKUS Siapa di Balik Kebakaran Hutan)
Teguh menyampaikan keluhannya tersebut dalam sebuah jumpa pers yang diadakan Greenpeace Indonesia terkait dengan masalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan, istilah resmi yang dipakai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) yang melanda Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manager Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik menambahkan sebagian besar kebakaran yang terjadi di Indonesia melanda lahan yang ditanami oleh tanaman gambut. Padahal, gambut akan sulit terbakar seandainya terendam air atau kandungan airnya tinggi.
Namun, jika gambut kering maka tanaman tersebut bisa terbakar dengan sangat mudah. "Itu bukan hanya di Sumatera tapi terjadi juga di Kalimantan," kata Kiki.
Berdasarkan data yang dimiliki Greenpeace Indonesia, yang diambil dari satelit NASA, hampir setengah karhutla terjadi di lahan gambut. Sayangnya, data tersebut adalah data tahun 2010 karena saat ini akses tersebut tidak bisa diperlihatkan secara bebas.
"Untuk hotspot atau titik api, ada 3464 yang terjadi di lahan gambut dan 5076 di lahan mineral," kata Kiki.
Kiki pun menunjukkan data di mana dalam lima tahun terakhir karhutla di Indonesia mengalami peningkatan signifikan.
Pada 2010, berdasarkan data NASA, terdapat sekitar 1.239 titik api di seluruh Indonesia. Sedangkan pada 2011, titik api meningkat tajam hingga mencapai angka 5.701 titik.
Pada 2012, titik api kembali meningkat sedikit menjadi 5.848 titik, dan sempat menurun pada 2013 menjadi sekitar 5.700-an titik api.
"Pada 2014 kemarin titik api meningkat tinggi hingga mencapai 10.361 titik. Sementara di 2015, sampai 7 September kemarin jumlah titik api ada 8.540 titik," kata Kiki.
(utd)