Polda Metro Sudah Periksa 4 Saksi Penembakan Kantor ESDM

Agust Supriadi, Joko Panji Sasongko, & Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 11 Sep 2015 11:59 WIB
Wakil Ketua DPR menyebut, kepastian jenis senjata dan peluru yang digunakan bisa mengonfirmasi motif penembakan di Kantor Kementerian ESDM.
Ilustrasi penembakan. (Dok.Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya menyatakan sampai saat ini telah memeriksa empat saksi penembakan Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Komisaris Besar Mohammad Iqbal menjelaskan, saksi merupakan pihak yang diduga mengetahui peristiwa penembakan tersebut.

"Sampai saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap empat saksi. Keempat saksi tersebut merupakan teman-teman dari ESDM," ujar Iqbal di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/9).

Iqbal mengatakan, sejumlah barang bukti telah diamankan dan sedang diuji di Pusat Laboratorium Mabes Polri. Beberapa barang bukti yang telah diamankan di antaranya pecahan kaca, proyektil peluru, dan rekaman Closed Circuit Television (CCTV).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iqbal menyatakan, penyidikan masih berjalan sampai saat ini. Polisi belum bisa mengambil kesimpulan soal motif pemenbakan tersebut.

"Semua motif memungkinkan terjadi, apa itu disengaja maupun tidak disengaja," ujarnya.

Iqbal mengatakan, Polda Metro Jaya dibantu Mabes Polri masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sampai saat ini untuk memastikan barang bukti terkumpul seluruhnya.

Jenis Senjata Pastikan Motif

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah tidak mau terburu-buru menyimpulkan bahwa penembakan yang terjadi di Kantor Kementerian ESDM merupakan aksi teror akibat kondisi ekonomi yang bergejolak.

Fahri menyebut motif penembakan perlu diteliti lebih jauh apakah kesengajaan atau hanya peluru nyasar yang tertembak.

Menurut Fahri, pelaku penembakan akan mudah terdeteksi karena sistem kepemilikan senjata di Indonesia terdaftar di kepolisian. Berbeda halnya dengan Amerika Serikat yang terdapat kebebasan peredaran senjata.

"Apa dasarnya kan bisa kelihatan dari jenis pelurunya, bahkan senjata milik siapa," kata Fahri di Kompleks DPR, Jakarta, Jumat (11/9).

Penembakan di Kementerian ESDM terjadi Kamis siang kemarin, membuat kaca di salah satu ruangan lantai 4 gedung berlubang. Ruangan yang terkena peluru itu merupakan ruangan kerja Staf Khusus Menteri ESDM Sudirman Said, Widyawan Prawiraatmaja.

Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri tengah menyelidiki proyektil tersebut. Sementara itu, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menempatkan sejumlah personel mereka di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (11/9), usai peristiwa penembakan di kantor itu kemarin.

Ketika dikonfirmasi hari ini, Widyawan menolak berkomentar lebih lanjut mengenai penembakan tersebut. “Terima kasih sudah menghubungi. Semua informasi publik untuk kasus penembakan di kantor kami ada pada Polda Metro Jaya, yang saat ini sedang menelisik kasusnya,” ujar Widyawan. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER