Kabut Asap Sebabkan Jarak Pandang Penerbangan Terganggu

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Sep 2015 16:05 WIB
Saat ini ada sekitar 15 bandara di Sumatra dan Kalimantan yang memberikan data bahwa jarak pandang di sana cukup minim.
Kabut asap di Riau. (Detik Foto/Chaidir Anwar Tanjung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bencana kabut asap yang melanda sejumlah daerah di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan membuat jarak pandang di daerah tersebut terganggu. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengatakan, gangguan jarak pandang membuat sejumlah penerbangan kemungkinan juga bakal terganggu.

"Kalaui jarak pandang terganggu, sulit melakukan pendaratan," kata Barata kepada CNN Indonesia, Sabtu (12/9).

Menurut Barata, kemungkinan gangguan yang bisa terjadi dalam penerbangan adalah berupa keterlambatan jadwal terbang alias delay. Namun keputusan terbang tetap ada di tangan pilot dan maskapai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yang delay, banyak juga yang cancel karena jika terlalu lama berlarut-larut dan tidak aman akhirnya maskapai juga tidak berani terbang," ujar Barata.

Kementerian Perhubungan saat ini terus memberikan informasi terbaru mengenai gangguan asap dan jarak pandang sehingga maskapai terkait bisa mempertimbangkan sebelum terbang.

“Kami hanya memberikan peringatan kepada maskapai, terutama pilot, terkait data visual yang terjadi di bandara-bandara itu," ujar Barata.

Barata menuturkan, Kementerian Perhubungan tidak mengeluarkan perintah penutupan bandara di Sumatra dan Kalimatan. Informasi gangguan asap juga bukan dimaksudkan untuk menunda penerbangan karena keputusan terakhir terkait penerbangan tetap ada di tangan pilot dan maskapai.

"Misalkan kami memberi informasi bahwa visualisasi di bandara A antara 1.000 hingga 1.500 meter, pilot yang akan memutuskan," kata Barata. "Asap tidak mengganggu kerja mesin pesawat hanya memang berbahaya lantaran mengganggu jarak pandang.”

Sejauh ini, ada sekitar 15 bandara di Sumatra dan Kalimantan yang memberikan data bahwa jarak pandang di sana cukup minim. Bandara-bandara tersebut adalah Bandara Melak dan Bandara Long Bawang di Samarinda dengan visibilitas antara 500-600 meter, Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya dengan visibilitas maksimal 200 meter, BSyamsuddin Noor di Banjarmasin dengan visibilitas 300 meter.

Bandara Syarif Kasim II di Pekanbaru visibilitas 200 meter, Bandara Kalimarau di Berau dengan visibilitas 500 meter, Bandara Supadio di Pontianak dengan visibilitas 350 meter, Bandara Putussibau di Kapuan Hulu dengan visibilitas 1000 meter, dan Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang dengan visibilitas 1000 meter.

Ada juga Bandara Nanga Pinoh di Melawi dengan visibilitas 1.000 meter, Bandara Susilo di Sintang dengan visibilitas 1.000 meter, Bandara Iskandar di Pangkalan Bun dengan visibilitas 500 meter, Bandara H. Asan di Sampit dengan visibilitas 700 meter, dan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin di Jambi dengan visibilitas 600 meter.

"Daftar itu adalah bandara yang melaporkan situasinya, biasanya yang minim-minim yang melakukan pelaporan," kata Barata. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER