Pemerintah RI Tak Pernah Mau Kompromi terhadap Penyanderaan

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 20:45 WIB
Belum ditemukan solusi dari negosiasi dengan kelompok OPM untuk melepaskan dua WNI yang disandera. RI tak pernah mau kompromi terhadap penyanderaan.
Menko Polhukam Luhut Panjaitan saat memimpin rapat kordinasi menteri-menteri di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengakui belum ditemukannya solusi dari negosiasi dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk melepaskan dua warga negara Indonesia yang disandera.

Hal tersebut disampaikannya berdasarkan laporan yang diterimanya sekitar dua hingga tiga jam yang lalu. Menurutnya, tertundanya negosiasi disebabkan adanya permintaan OPM yang tidak dapat diberikan pemerintah Indonesia.

"Kami tidak pernah mau kompromi terhadap penyanderaan," ucap Luhut usai rapat koordinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Luhut enggan untuk mengungkapkan apa saja permintaan-permintaan OPM yang tidak dapat dipenuhi pemerintah Indonesia. Luhut mengatakan pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang terukur untuk melindungi tiap warga negara kita dalam berbagai peristiwa.

"Tidak ada barter bagi pemerintah Indonesia," ucapnya.

Sebelumnya, Luhut mengatakan tidak ada pertukaran antara Sudirman dan Badar dengan dengan rekan anggota OPM kelompok Jeffrey yang ditahan atas perkara narkoba. Hingga kemarin malam, Luhut pun mengaku tidak ada pembicaraan mengenai tebusan untuk Sudirman dan Badar.

Tentara Nasional Indonesia sudah bersiap menyiagakan pasukan dari berbagai kesatuan, mulai dari Kopassus, Paskhas, Denjaka, dan Denbravo, untuk melakukan operasi pembebasan Sudirman (28) dan Badar (20). (Baca: TNI Siagakan Kopassus untuk Bebaskan Sandera OPM)

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Endang Sodik mengatakan mereka siap membebaskan Sudirman dan Badar karena telah mengantongi izin dari pemerintah Papua Nugini.

Endang mengatakan pihaknya terus melakukan cara-cara persuasif dan negosiasi demi menghindari jatuhnya korban. Ia mengatakan kelompok penyandera yang terdiri dari empat orang itu memberikan batas negosiasi hingga Selasa pukul 12.00 waktu setempat.

Endang mengatakan TNI menghormati tentara Papua Nugini dengan melihat perkembangan di lapangan. (Baca: Operasi Pembebasan Sandera, RI-PNG Komunikasi Intens) (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER