Polda Papua Jamin Salat Idul Adha di Tolikara Aman

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 14:58 WIB
Polda Papua akan berkoordinasi dengan TNI dalam mengamankan salat Idul Adha di Tolikara agar insiden kekerasan Juli lalu saat Idul Fitri tak terulang.
Kapolda Papua Paulus Walterpauw saat mengikuti Upacara kenaikan pangkat dirinya menjadi Inspektur Jenderal, di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 3 September 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polri akan berkoordinasi dengan TNI untuk mengamankan pelaksanaan salat Idul Adha di Tolikara, Papua, yang jatuh pada akhir bulan ini. Kepolisian tak ingin kecolongan lagi seperti saat terjadi aksi kekerasan dalam pelaksanaan salat Idul Fitri, Juli lalu.

"Kami akan rapat dulu dengan Panglima (TNI)," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, Selasa (8/9).

Polda Papua, menurut Paulus, menjamin keamanan pelaksanaan ibadah di wilayah tersebut. Apalagi jika koordinasi sudah dilakukan dengan TNI, sebab dalam koordinasi tersebut Polri akan mendapat tambahan personel pengamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamanan kegiatan keagamaan merupakan kewajiban petugas Kepolisian seperti yang diatur dalam undang-undang. "Di negara ini sudah diatur hak kebebasan beragama untuk beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Salat Idul Adha merupakan kewajiban muslim yang harus dijalankan sehingga harus diamankan tanpa terkecuali," kata Paulus.

Kerusuhan dan aksi kekerasan pecah di Tolikara saat salat Idul Fitri, Juli lalu. Sekelompok orang menyerang dan membubarkan jemaah salat Id.

Pembubaran itu dilakukan lantaran jemaah salat menggunakan pengeras suara. Sebelum insiden terjadi, komunitas agama lain yang merupakan mayoritas di Tolikara telah mengimbau umat Islam untuk tidak menggunakan pengeras suara karena bisa mengganggu kegiatan yang mereka laksanakan secara bersamaan.

Akibat peristiwa itu, ratusan muslim terpaksa mengungsi dan sejumlah bangunan hangus terbakar. Polisi sudah menetapkan dua tersangka terkait kerusuhan ini, yakni Arianto Kogoya dan Jundi Wanimbo.

Mengenai informasi yang menyebut Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menuntut kedua tersangka dibebaskan, Paulus tidak bisa memastikan. Dia mengatakan polisi bisa saja menangguhkan penahanan kedua tersangka, tapi perkara tetap harus berjalan. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER