Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin protes dengan anggapan bahwa provinsinya merupakan penyumbang asap terbesar dalam musibah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun ini. Protes itu dia sampaikan dalam rapat satuan tugas pengendalian nasional operasi darurat penanganan kebakaran hutan dan lahan yang diadakan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) hari ini.
"Kalau dikatakan Sumsel penyumbang asap terbesar, enggak juga. Paling banyak titik api di selatan itu di Palembang. Kalau ke utara, mengapa Palembang aman?" kata Alex dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Alex mengatakan, seluruh bandar udara di Sumsel tetap beroperasi seperti biasa serta tidak ada jemaah haji yang terlambat. Karenanya, Alex tidak terima bila Sumsel dikatakan sebagai daerah penyumbang asal terbesar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asap tidak semua berasal dari Sumsel. Kemarin itu di Sumsel ada 730 titik api di 14 kabupaten/kota. Sekarang tinggal dua kabupaten dan hanya 51 titik api. Jangan saling salahkan," katanya.
Menurut Alex, lahan yang terbakar di Sumsel sebagian besar merupakan lahan gambut, yaitu seluas 1,4 juta hektare. Kebakaran tetap terjadi meski Alex mengklaim telah siaga bencana asap sejak 26 Februari lalu.
"Pada 10 Juli kami sudah lakukan pemboman dengan air dan hujan buatan. Saat itu gambut belum terbakar. Namun kemudian pada 26 Agustus, mulai kebakaran karena cuaca begitu kering," ujarnya.
Alex berjanji dalam seminggu ini wilayah yang dipimpinnya akan bebas asap.
Dalam rapat tersebut hadir pula Pelaksanan Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Arsyad menyampaikan keluhan terkait masalah kesehatan yang mendera warga Riau.
"Sekarang masalah utama kami adalah kesehatan. Kami perlu lebih banyak lagi bantuan masker dan oksigen. Helikopter juga jangan ditarik dulu," kata Arsyad.
Luhut dalam rapat ini menegaskan kepada para gubernur agar bersikap tegas kepada perusahaan yang dengan sengaja membakar hutan. Masalah kebakaran hutan,telah turut mencederai harga diri bangsa karena menimbulkan masalah ke Singapura dan Malaysia.
"Harus tindak tegas pelakunya karena masalah kebakaran hutan dan lahan telah terjadi berulang-ulang. Saya minta kepala daerah tidak main-main!" kata Luhut saat memimpin rapat.
Rapat tadi dihadiri langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) juga diundang dalam rapat.
Sejumlah gubernur dari daerah yang rawan dan darurat asap juga diundang, yaitu gubernur Kalimantan Tengah, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat yang di antaranya membidangi kehutanan dan lingkungan hidup menilai pemerintah tak beres dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, pembakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini seharusnya bisa dicegah.
“Hampir setiap tahun terjadi kebakaran dan untuk tahun ini sebelumnya juga sudah diprediksi bakal terjadi kemarau panjang. Jadi mestinya bisa dicegah,” ujar Firman kepada CNN Indonesia, Selasa (15/9). “Sosialisasi juga sangat kurang kepada masyarakat selama ini.”
Firman, yang sudah dua periode duduk di Komisi IV, menyesalkan kurangnya pemerintah dalam upaya mengantisipasi masalah tersebut. Komisi IV dalam waktu dekat akan memanggil pihak terkait yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meminta keterangan. “Kami agendakan dalam pekan ini,” ucap dia.
(rdk)