Wiranto: Cara Keras dalam Bebaskan Sandera Langkah Terakhir

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 15:25 WIB
Wiranto menyebut penyanderaan oleh kelompok bersenjata di perbatasan Papua terhadap WNI sebagai bentuk ancaman dan tekanan bagi pemerintah RI.
Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto. (ANTARA/Izmar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Wiranto menyayangkan insiden penyanderaan dua warga negara Indonesia oleh Organisasi Papua Merdeka. Menurutnya, upaya penahanan tanpa disertai alasan sama sekali tak bisa dibenarkan.

Wiranto menilai penahanan yang dilakukan oleh OPM adalah bentuk ancaman dan tekanan. Ia berharap pemerintah harus segera mencari solusi penyelesaian.

"Kalau tidak bisa diselesaikan dengan cara persuasif, ya dengan cara lain yang lebih keras," kata Wiranto ketika menghadiri acara Fraksi Hanura di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat itu mengatakan, penyanderaan yang dilakukan OPM saat ini bukan kali pertama terjadi. Dia berharap pemerintah bisa menanggulanginya masalah agar tidak kembali terulang. (Baca juga: Kronologi Penyanderaan Dua Warga di Perbatasan Papua)

"Karena ini akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas keamanan dan berpengaruh terhadap warga negara asing dan warga negara kita sendiri untuk melakukan aktivitas," kata dia.

Sejak diketahui adanya penyanderaan 11 September lalu, upaya pembebasan terus dilakukan. Pemerintah RI telah meminta bantuan Papua Nugini karena lokasi penyanderaan ada di negara tetangga itu.

SIMAK FOKUS: Dua Warga Tersandera di Perbatasan Papua

TNI sempat menyebut alasan penyanderaan karena kelompok penyandera ingin ada barter dengan tahanan kasus ganja di Polres Keerom.

Namun Saul Bomay yang mengaku juru bicara Organisasi Papua Merdeka mengatakan penyanderaan dilakukan karena adanya tuntutan perundingan membahas solusi berbagai masalah di Papua.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tak akan berkompromi dengan penyandera dua WNI itu.

Namun ia memastikan akan ada langkah-langkah terukur untuk melindungi setiap warga negara. (Baca juga: Operasi Pembebasan Sandera, RI-PNG Komunikasi Intens)

Luhut sudah menggelar rapat dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Ia mengaku masih menunggu perkembangan dari Papua Nugini soal rencana pembebasan sandera.

Dua WNI yang diculik adalah Sudirman dan Badar, dua penebang kayu yang bekerja pada perusahaan penebangan kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua.

Mereka diserang saat sedang bekerja mengolah kayu di Keerom, kemudian dibawa ke Vanimo, Papua Nugini, dan hingga kini ditawan di sana. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER