Semua RS dan Puskesmas Siaga 24 Jam Tangani Pasien Kabut Asap

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 17 Sep 2015 12:06 WIB
Kemenkes besok kembali akan mengirim masker penutup hidung dan mulut karena saat ini sudah tanggap darurat.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat menggelar keterangan pers di Polda Jatim, Surabaya, Sabtu, 3 Januari 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan seluruh rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di daerah-daerah yang terdampak kabut asap sudah disiagakan 24 jam.

“Kami minta 24 jam mereka membantu. Tidak semua pasien dirawat. Artinya kalau Anda batuk pilek bukan berarti langsung dirawat tapi kalau berobat pasti kami tolong,” kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/9).

Nila mengatakan Kemenkes besok kembali akan mengirim masker penutup hidung dan mulut karena saat ini sudah tanggap darurat. “Jadi kami akan kirim masker lagi, obat-obatan, dan bahan makanan tambahan. Juga tenaga medis,” tutur dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Nila tidak mengetahui persis berapa banyak jumlah masker dan yang lainnya yang akan dikirim ke daerah bencana kabut asap. “Saya tidak hafal, pokoknya ada dengan truk kita kirimkan ke sana,” ucapnya.

Sebelumnya, lanjut Nila, pihak Kemenkes sudah mengirimkan jutaan masker yang tidak hanya dari pusat tapi juga berasal dari daerah sekitar seperti Sumatera Barat.

Nila mengatakan pembagian masker tidak hanya dilakukan di Sumatera saja namun juga di Kalimantan yang banyak terkena kabut asap. “Dua-duanya, Kalimantan juga tapi memang lebih berat di Sumatera kabut asapnya,” tutur dia. (Baca: Kepala BNPB: Orang Sehat ke Riau Bisa Langsung Sesak)

Kemenkes memastikan persoalan tanggap darurat sudah disampaikan oleh masing-masing gubernur yang daerahnya terkena kabut asap. “Sudah diumumkan oleh gubernur sehingga kami sudah bisa bergerak karena ini sudah bencana nasional namanya,” ujarnya.

Nila menambahkan kabut asap akibat pembakaran lahan atau hutan sekarang ini gradasinya sudah dalam tingkat membahayakan manusia. Untuk di Riau, jumlah penderita gangguan saluran pernafasan saat ini mengalami kenaikan. (Baca: Menkes Sebut Pencemaran Udara Riau Belum Berbahaya)

“Jadi dihitung pada saat terkena asap. Dan memang Riau lebih terkena imbas karena anginnya dari Sumsel larinya ke Jambi dan Riau. Angka tertinggi di Riau dan Jambi,” tuturnya.

(obs/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER