Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) bersama tiga lembaga negara membahas ancaman terorisme dan narkoba. Ketiga lembaga negara tersebut adalah Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Jokowi mengatakan sinergitas diantara ketiga lembaga tersebut dibutuhkan demi menghadapi tantangan ancaman terorisme dan narkoba.
(Lihat Juga: Kasus Distribusi Dominasi Perkara Narkotik di Indonesia)
"Dalam mengahadapi tantangan itu, BNN, Bakamla, dan juga BNPT sangat strategis dalam mewujudkan kepentingan nasional kita, terutama di bidang keamanan laut dan keselamatan laut, di bidang perang terhadap narkoba, serta pencegahan dan penanggulangan terorisme," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/9).
(Baca Juga: Jumlah Napi Narkotik Turun, Penjara Masih Kelebihan Kapasitas)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, kata Jokowi, diperlukan langkah-langkah konkret dalam rangka penguatan ketiga lembaga tersebut untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal.
Jokowi lantas mempersilakan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memaparkan kondisi riil yang ada di lapangan dan pentingnya penguatan kelembagaan.
(Baca Juga: Biaya Rehab Narkotik Mulai Rp 3,5 Juta Hingga Rp 10 Juta)
Tak hanya itu, Luhut juga diminta untuk menjelaskan langkah-langkah nyata yang harus diambil, sehingga ketiga lembaga negara mampu bergerak dan fokus pada tujuan yang sama. "Dan apa yang saya sampaikan, tiga hal tadi, bisa kita selesaikan dan masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya," kata dia.
Dalam ratas kali ini, Jokowi juga mengundang Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso, Kepala Bakamla Desi Albert Mamahit, dan Kepala BNPT Saud Usman Nasution. Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.
(utd)