Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melaporkan dugaan korupsi perpanjangan konsesi JICT oleh Direktur Utama Pelindo II RJ Lino kepada Hutchison Port Holdings (HPH).
"Ada bukti yang menunjukkan Lino menerima gratifikasi suvenir senilai Rp50 juta dari Managing Director Hutchison Canning Fok tepat setelah rapat akhir perpanjangan konsesi JICT di Hong Kong pada 25 Juni 2015," kata Ketua Serikat Pekerja JICT Nova Sofyan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (22/9).
Menurut Nova, wacana penjualan JICT sudah dimulai Lino sejak 27 Juli 2012 melalui surat HK.565/14/2/PI.II-12 kepada CEO Hutchison. Ia menilai wacana tersebut janggal karena kontrak sebenarnya baru akan berakhir pada 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa dia tidak memberikan kesempatan bagi anak bangsa untuk mengelola JICT? Toh Lino sudah dapat
global bond sebesar US$1,6 miliar untuk bangun proyek-proyeknya. Mengapa JICT dijual untuk 20 tahun ke depan?" kata Nova.
Ia mengatakan JICT telah dijual dengan sangat murah, yaitu senilai US$215 juta. Anehnya, kata Nova, nilai tersebut lebih rendah daripada nilai privatisasi pada tahun 1999 yang sebesar US$243 juta.
"Jumlah itu juga setara dengan keuntungan JICT dalam dua tahun. Ada potensi pendapatan JICT sebesar Rp35 triliun hilang saat JICT dijual Lino," ujar Nova.
Saat ini puluhan massa dari JICT melakukan demonstrasi di depan Gedung KPK. Mereka menyerukan penolakan perpanjangan konsesi JICT dan mendesak KPK segera mengusut kasus tersebut.
Dikutip dari laman resminya, PT JICT merupakan perusahaan afiliasi Perseroan yang didirikan pada 1999. Sahamnya mayoritas dimiliki Hutchison Port Holding Group (HPH Group) sebesar 51 persen. Sisanya 48,9 persen dimiliki Perseroan dan 0,1 persen dimiliki Koperasi Pegawai Maritim.
Bidang usaha PT JICT adalah pelayanan bongkar muat peti kemas baik ekspor maupun impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada awal berdirinya, PT JICT mampu menangani 1,8 juta TEUs dan meningkat hingga 2,4 juta TEUs pada akhir 2007.
(agk)