Komisi Hukum DPR: Belum Ada yang Bisa Tandingi Adnan Buyung

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 11:54 WIB
Almarhum membela HAM segala kelompok masyarakat, dari mereka yang berideologi komunis sampai Islam garis keras seperti Abu Bakar Ba’asyir.
Adnan Bunung Nasution saat sidang di Tipikor, Jakarta, Kamis 25 September 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat sangat berduka atas wafatnya pengacara senior yang juga mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Adnan Buyung Nasution. Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menyatakan kontribusi Adnan Buyung dalam perjuangan menegakkan hak asasi manusia belum ada yang menandingi.

“Almarhum membela HAM segala kelompok masyarakat, dari mereka yang berideologi komunis sampai Islam garis keras seperti Abu Bakar Ba’asyir,” ujar Arsul kepada CNN Indonesia, Kamis (23/9), sesaat setelah mendapat kabar wafatnya Adnan Buyung.

Arsul menuturkan, Adnan Buyung membela dari yang berpangkat jenderal seperti Wiranto sampai dengan pedagang asongan di Terminal Pulogadung dan Kalideres yang dikejar-kejar Sudomo pada pertengahan 1980-an.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsul melanjutkan, ia 30 tahun bergaul dengan Adnan Buyung dan almarhum adalah pribadi yang dalam dirinya tergabung kecerdasan ilmu dan bobot akademik yang tinggi serta keberanian dan kegigihan seorang pejuang hukum dan HAM.

“Bang Buyung adalah tokoh yang luar biasa. Almarhum adalah pribadi yang humble dan ramah kepada semua orang, tidak memberikan perlakuan yang berbeda ketika disapa tokoh penting atau orang biasa,” kata politikus PPP ini.

Arsul menambahkan, dirinya merasakan kehangatan almarhum sejak menjadi asisten pembela umum di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta pada era 1980 hingga pada Senin malam lalu ketika menjenguk di RS Pondok Indah.

Kegigihan sosok Adnan Buyung dalam menegakkan hukum diamini oleh Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf. “Adnan Buyung adalah orang yang sepanjang hidupnya dijalani dengan semangat perlawanan sejak zaman Orde Lama, Orde Baru, hingga hari ini,” kata Slamet Effendy kepada CNN Indonesia.

Slamet Effendy mengatakan jika Adnan Buyung melihat hal yang tidak benar maka tak mungkin dia membiarkannya. Almarhum adalah contoh orang yang tidak kenal kompromi jika melihat ketidakbenaran dan ketidakadilan.

“Dan untuk itu almarhum rela berkorban termasuk ketika haknya sebagai pengacara dicabut oleh rezim yang berkuasa saat itu. Yang jelas dunia hukum dan Indonesia kehilangan putra terbaiknya,” tuturnya. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER