Berkat Bang Buyung, Dari Berlimpah Duit Kini Membela Rakyat

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2015 08:00 WIB
Dibentuknya Lembaga Bantuan Hukum Jakarta oleh Adnan Buyung Nasution memberikan banyak inspirasi bagi sarjana hukum di Indonesia.
Advokat senior Adnan Buyung Nasution wafat pada Rabu (23/9/2015) di RS Pondok Indah karena penyakit ginjal dan komplikasi di usia 81 Tahun. Jenazah akan dikebumikan di TPU Tanah Kusir besok di Blok AA2 Blad 7 usai Sholat Iedul Adha. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai salah satu pelopor dari terbentuknya Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Adnan Buyung Nasution tentunya memiliki ruang sendiri di hati para anggota LBH Jakarta saat ini. Oleh sebab itu, saat sosok sang pendirinya meninggal dunia LBH Jakarta pun berbelasungkawa atas kepergian Bang Buyung.

Dalam keterangan pers yang diterima CNN Indonesia, LBH Jakarta mengungkapkan bahwa Bang Buyung - sapaan akrab Adnan Buyung- telah meninggalkan sejumlah warisan krusial dalam perjalanan sejarah hukum di Indonesia, yaitu dengan membentuk LBH Jakarta yang diikuti juga dengan pembentukan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Meski dia sudah menjadi seorang seorang pengacara kondang, Bang Buyung nyatanya tidak melupakan lembaga yang telah dia buat tersebut.

"Kami sangat kehilangan, pada 2013 lalu Abang masih memberikan materi dengan cara yang berapi-api meski napasnya tersengal-sengal," kata Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (23/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aqsa menambahkan, dibentuknya LBH Jakarta oleh Bang Buyung juga secara tidak langsung telah menginspirasi banyak sarjana hukum di Indonesia. "Dari yang tadinya bisa hidup berlimpah uang menjadi meneguhkan diri membela rakyat miskin, buta hukum, dan tertindas," katanya.

Sebelumnya, Adnan Buyung meninggal Rabu (23/9) sekitar pukul 10.14 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia wafat pada usia 81 tahun. Buyung sempat menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hukum periode 2007 hingga 2009 saat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden.
Sebelum menjadi salah satu pengacara kondang di negeri ini, Buyung mengawali kariernya dengan menjadi Kepala Humas Kejaksaan Agung tahun 1957-1968. Dia juga pernah menjadi anggota DPRS/MPRS periode 1966-1968, serta Ketua Dewan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum tahun 1970-1986.

Buyung juga pernah menjadi Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia periode 1981-1983. Konsultan Hukum Adnan Buyung & Associates yang dia dirikan sejak 1969 sampai saat ini masih terus menangani sejumlah kasus hukum.

Melawan Orde Baru

Aqsa juga menyebutkan bahwa LBH Jakarta menjadi muara di mana gerakan-gerakan melawan rezim otoriter ala Orde Baru muncul. Itu semua, kata Aqsa, ditanamkan Bang Buyung yang telah berkelana di kerasnya hukum Indonesia.
Pada 1960-an, Bang Buyung berkecimpung sebagai jaksa dan ditempatkan di daerah yang menunjukkan bahwa rakyat kecil tidak memiliki pembela saat mereka dituntut oleh jaksa, termasuk dirinya.

Kemudian memasuki 1969, karena tidak tahan dengan kenyataan tersebut, Bang Buyung berganti profesi menjadi advokat dan melalui kongres Persatuan Advokat Indonesia terbentuklah gagasan mendirikan LBH Jakarta. Bahkan pada 1974, tepatnya saat peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari), LBH Jakarta dianggap berbahaya oleh Presiden Indonesia Soeharto dan Buyung pun ditahan.
"Setelah itu LBH Jakarta menjadi meeting of mind gerakan pro demokrasi. Semua gerakan radikal saat itu bermuara di LBH Jakarta," ujar Aqsa.

Bang Buyung juga disebut pernah mengalami diskriminasi sebagai inlander saat dirinya mau memasuki gedung Societet de Harmonie - yang sekarang menjadi kantor Sekretariat Negara RI - karena tempat tersebut hanya diperuntukkan kepada masyarakat Belanda.

"Itu kejadian sekitar 1950-an, di gedung itu ada tulisan yang mengatakan bahwa 'anjing dan orang pribumi' dilarang masuk," kata Aqsa. Setelah itu, Aqsa mengatakan bahwa ayah dari Bang Buyung berpesan agar sang anak memperjuangkan hak dan martabat bangsa Indonesia. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER