Kebakaran Hutan Berpotensi Meningkat Hingga Akhir November

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 17:10 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut adanya titik api yang kembali hidup di lahan gambut menjadi pemicu kembali terbakarnya hutan.
Sejumlah petugas dari Manggala Agni BKSDA Kabupaten Lahat memadamkan kebakaran Hutan Suaka Marga Padang Sugihan, Desa Riding, Pangkalan Lampan, Kab Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Senin (14/9). Ratusan hektar Hutan Suaka Marga Padang Sugihan terbakar karena oknum yang tidak bertanggung jawab. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berpotensi meningkat hingga akhir November 2015. Alasannya, kemarau tahun ini diprediksi terjadi hingga November mendatang.

Karenanya, Sutopo mengatakan antisipasi karhutla untuk ke depannya harus dilakukan sedini mungkin. "Pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman," kata Sutopo saat konferensi pers di BNPB, Jakarta, Rabu (23/9).

Lebih lanjut, Sutopo mengatakan karhutla saat ini masih terjadi di lapangan. Api lama yang sudah padam dikabarkan kembali hidup pada daerah lahan gambut. Cuaca kering karena kemarau serta air yang terbatas menjadi beberapa faktor sulitnya pemadaman api.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, kata Sutopo, saat ini mulai muncul titik-titik api di Maluku dan Papua, dengan rincian 323 titik api di Maluku, 59 titik api di Maluku Utara, 261 titik api di Papua, serta 17 titik api di Papua Barat.

Berdasarkan data terkini, jumlah titik api di Sumatera telah mencapai 1.025 titik, di antaranya Bengkulu (5), Jambi (60), Kep. Babel (123), Kep. Riau (1), Lampung (36), Riau (9), dan Sumatera Selatan (791).

Sementara, di Kalimantan terdapat 350 titik api, yaitu Kalimantan Barat (189), Kalimantan Selatan (59), Kalimantan Tengah (93), dan Kalimantan Timur (9).

"BNPB menyediakan dana Rp 385 miliar untuk mendukung penanganan karhutla hingga September 2015. Namun, BNPB akan menambah anggaran jika diperlukan yaitu dari Dana Siap Pakai BNPB," katanya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sebelumnya memberikan sanksi berupa pembekuan izin kepada empat perusahaan yang areal dan lahannya mengalami kebakaran.

Sekretaris Jenderal Kementerian LHK, Bambang Hendroyono mengungkapkan, hasil pemeriksaan dari Satuan Tugas Khusus Pengawasan Kementerian LHK menunjukan empat perusahaan itu tersebar di dua provinsi di Pulau Sumatera.

"Kami telah melakukan kegiatan pengawasan dengan menurunkan empat tim untuk mengevaluasi empat perusahaaan, dua di Provinsi Riau dan dua di Provinsi Sumatera Selatan," ujar Bambang di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (22/9). (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER