Menteri Siti Minta DPR Buat Kebijakan Ramah Lingkungan

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Senin, 21 Sep 2015 13:40 WIB
Siti menjelaskan tantangan terbesar persoalan lingkungan masih berupa kebakaran dan kekeringan. Penyebab utamanya adalah manajemen lanskap yang salah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat hadir dalam Pembukaan Pameran Hari Air Dunia XXIII Tahun 2015 dan Penandatangan Kesepakatan Bersama Revitalisasi Gerakan Nasional-Kemitraan Penyelamatan Air di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu (9/5). (CNN Indonesia/ Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meminta agar anggota Dewan Perwakilan Rakyat ikut aktif membuat kebijakan yang ramah lingkungan. Pasalnya, ia menilai isu lingkungan hidup berkaitan erat dengan arah kebijakan pemerintah.

"Karenanya, sangat dibutuhkan peran legislatif untuk membuat green policy. Jadi, pelesetarian lingkungan bukan tugas eksekutif saja," kata Siti saat deklarasi Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi (Siaga Bumi), di kompleks Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jakarta Selatan, Senin (21/9). (Lihat Juga FOKUS Derita Warga Dikepung Kabut Asap)

Lebih lanjut, Siti menjelaskan tantangan terbesar terkait persoalan lingkungan saat ini masih berupa kebakaran dan kekeringan. Namun, belum juga masalah ini selesai, kata Siti, sebentar lagi akan timbul masalah baru, yaitu banjir. (Lihat Juga: Sepekan ke Depan, Wilayah Kabut Asap Berpotensi Diguyur Hujan)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini semua masalah yang muncul karena ketidaktepatan manajemen lanskap. Pertama, kami harus mengelola lingkungan dengan manajemen hutan berdasarkan ekosistem yang ada di tiap-tiap tempat," ujarnya. (Baca Juga: Walhi: Pemerintah Kelabakan Awasi Area Konsesi Hutan)

Kemudian, kata Siti, hutan juga harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. "Misalnya, dalam bentuk perhutanan sosial dan hutan untuk masyarakat hukum adat," katanya.

Peringatan Hari Perdamaian Dunia ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Ketua MPR Zulkifli Hasan, WWF Indonesia, dan para pemuka agama dari MUI, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

Dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengimbau masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga lingkungan. Alasannya, ia menilai keadaan bumi kini sudah dalam keadaan kritis.

"Indonesia termasuk dalam daftar sepuluh negara pencipta polusi terbesar di dunia. Perubahan iklim adalah salah satu masalah nyata yang akan kita hadapi. Karenanya, kita semua harus bergerak untuk menjaga lingkungan," kata Din saat deklarasi Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi (Siaga Bumi), di kompleks Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jakarta Selatan, Senin (21/9).

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mendorong tempat ibadah untuk turut melestarikan lingkungan. Misalnya, dengan adanya program penanaman pohon di tiap-tiap rumah ibadah yang ikut berpartisipasi.

"Kami harapkan Indonesia menjadi pemimpin dalam melestarikan lingkungannya. Tentu kami sangat menyesalkan masalah kabut asap yang terjadi belakangan ini," katanya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER