Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah dilarikan ke rumah sakit akibat sakit gigi pekan silam, Adnan Buyung Nasution terpaksa menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pondok Indah lantaran kondisi kesehatannya berujung kritis.
Sejak giginya dicabut, Bang Buyung - sapaan akrab Adnan- ogah makan dan hanya mau mengonsumsi makanan cair. Bang Buyung pun harus menjalani perawatan di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) setelah penyakit asam lambungnya naik dan menyebabkan ritme jantung tak beraturan.
"Sejak itu, Bang Buyung terpaksa harus diinfus dan menggunakan alat bantu pernapasan," ujar Rika Zulkarini, sekretaris pribadi yang setia menemani rutinitas Bang Buyung.
Memasuki hari Senin (21/9) kondisi kesehatan Bang Buyung mulai berangsur baik. Meski belum bisa berbicara secara verbal melalui mulut, Bang Buyung hari itu tampak bersemangat menimpali obrolan kolega dan keluarga yang menemaninya lewat tulisan tangan pada carikan kertas.
Merasa baikan, Bang Buyung pun lantas meminta kerabatnya untuk menanyakan kepada dokter apakah dia bisa melepas selang alat bantu pernapasan. Bang Buyung merasa risih bernapas melalui selang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter kala itu merespons dan berusaha membuat Bang Buyung lebih bersabar melihat perkembangan kesehatan keesokan hari.
Besoknya, Selasa pagi (22/9), Bang Buyung menagih janji. "Kapan selang dilepas," demikian tulis Bang Buyung seperti diutarakan Rika.
Atas arahan dokter, pihak keluarga pun menjanjikan untuk melepas selang pada siang hari.
Siang harinya, selang tak kunjung dilepas. Bang Buyung dijanjikan baru bisa melepas selang alat bantu pernapasan sekitar pukul 15.00 WIB.
Pada jam yang dijanjikan, Bang Buyung kembali bertanya lewat secarik kertas, "sudah bisa dilepas sekarang selangnya?"
Jawaban yang didapat adalah belum. Kini Bang Buyung dijanjikan baru bisa melepas selang sekitar pukul 17.00 WIB.
Maka pada jam yang dijanjikan, Bang Buyung tak lagi bertanya.
"Waktu itu Bang Buyung hanya menulis dua kata dan satu tanda baca: 'Copot Selang!'," kata Rika.
Pihak keluarga pun menuruti permintaan Bang Buyung karena pada saat itu kondisi kesehatannya bisa dibilang lebih baik dari sebelumnya.
Tapi hal itu tak bertahan lama. Pada malam harinya, kondisi Bang Buyung kembali memburuk. Dia bahkan diuap menggunakan mesin nebulizer sebelum kembali dipasangi selang alat bantu pernapasan sekitar pukul 01.00 WIB Rabu dini hari (23/9).
Pagi harinya, sekitar pukul 08.00 WIB, pihak rumah sakit menyatakan Bang Buyung dalam kondisi sangat kritis. Pihak keluarga membaca hal itu sebagai tanda yang tidak terelakkan.
Sampai akhirnya, sekitar pukul 10.15 WIB, ajal menjemput Bang Buyung, yang dikenal koleganya sebagai pembela rakyat jelata.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Bang Buyung sempat mencatatkan wasiat untuk keluarganya:
"Jaga mama, jaga keluarga, kompak selalu."
(utd)