Kasus Gayus Akibat Kualitas Penjara yang Kurang Memadai

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Sep 2015 17:16 WIB
Kualitas dan kuantitas petugas lapas menjadi salah satu alasan mengapa persoalan terpidana Gayus Tambunan bisa terjadi.
Seorang wartawan memerlihatkan foto terpidana pajak Gayus Halomoan Tambunan yang beredar di media sosial, Bandung, Jawa Barat, Senin (21/9). Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat I Wayan Sukerta, menyatakan sudah membentuk tim yang dipimpin Agus Toyib sebagai Kepala Divisi Pemasyarakatan, untuk memastikan berita keluarnya Gayus dari Lapas Sukamiskin pada 9 Mei 2015 (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Dwi Ria Latifa menyoroti kinerja petugas lembaga permasyarakatan (lapas) yang masih lemah karena kurangnya komitmen dan integritas dalam bekerja. Hal ini ia nyatakan dalam menanggapi beredarnya Gayus Tambunan di restoran, saat masa persidangan.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan, kasus Gayus terjadi lantaran petugas lapas mudah tergoda dengan sogokan narapidana yang menawarkan sejumlah uang.

Namun, ia mengatakan permasalahan bukan karena kesejahteraan yang kurang, melainkan integritas yang tidak dimiliki petugas lapas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berapapun gajinya, puluhan juta, kalau tidak dibangun integritasnya ya tidak akan berpengaruh," kata Ria dalam Diskusi 'Bebas Lepas di Lapas', di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (26/9).

Meski demikian, Ria mengakui lapas masih dihadapi persoalan kekurangan petugas, seperti seorang petugas mengawasi 15 orang narapidana.

Alhasil, angka tersebut tidak layak dan menyebabkan pengawasan menjadi amat kurang. Tetapi, menurutnya jika petugas lapas diberikan pendidikan integritas, maka hal tersebut tidak perlu terjadi.

Sementara, Juru Bicara Direktur Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Akbar Hadi mengakui permasalahan utama yang dihadapi pihaknya adalah kurangnya kualitas dan kuantitas petugas lapas.

"Kita perlu akui dari segi kualitas dan kuantitas petugas tidak memadai untuk lapas yang ada," kata Akbar

Akbar pun mencontohkan, LP Salemba yang diisi sekitar 3.700 narapidana, hanya dijaga 25 petugas. Begitu pula di tempat lain, ada satu LP yang berpenghuni 600 narapidana hanya dijaga empat petugas. Sehingga, petugas secara kuantitas tidak sebanding dengan warga binaan.

Selain itu, menurutnya, lemahnya komitmen dari petugas lapas akibat terdapat godaan dari narapidana kaya, khususnya kasus korupsi yang meminta keringanan dan kemudahan fasilitas sehingga terlihat menjadi upaya meloloskan dari lapas.

Ia pun mengusulkan agar terpidana korupsi juga dimiskinkan agar menjaga petugas menerima suap atau sogokan dari mereka.

"Lapas kita ini sudah dihuni kasus-kasus berat dan banyak duitnya. Kalau tidak dimiskinkan, petugas kami jadi korban juga,"
Akbar juga mengeluhkan anggaran yang dialokasikan untuk petugas lapas terbatas, sehingga kesejahteraan petugas dinilainya masih kurang. Meski hal ini dibantah Ria yang menilai gaji petugas Lapas sudah mencukupi dari mulai Kepala hingga petugas dibawahnya.

Sebelumnya, Terpidana kasus pajak Gayus Tambunan yang saat ini sedang menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, memang sempat keluar tahanan pada Rabu, 9 September 2105. Keberadaan Gayus menjadi sorotan setelah foto mirip dirinya tersebar di media sosial.

Sumber CNN Indonesia di Kementerian Hukum dan HAM menyatakan, Gayus dipinjam dari tahanan karena dipanggil hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara.
"Tanggal 9 September dia mendapat panggilan dari Pengadilan Agama Jakarta Utara. Panggilan itu tidak dia wakilkan ke pengacara atau pihak ketiga," kata dia, Senin (21/9) lalu. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER