Jakarta, CNN Indonesia -- Kebakaran di kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu (26/9) malam menghanguskan sekitar 150 rumah. Kebanyakan merupakan rumah kontrakan. Hingga saat ini, sebagian warga masih menginap di masjid atau tenda darurat yang dibuat dari terpal seadanya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menilai kebakaran yang cukup besar itu salah satunya disebabkan permukiman yang terlalu padat penduduk. Dilansir dari Detikcom Ahok mengatakan, solusinya adalah pembangunan rumah susun untuk warga Tambora.
"Kalau Anda enggak mau kebakaran,
ngalah sama saya. Saya bangunin rusun
deh. Karena itu terlalu sempit, nyambung-nyambung, enggak ada IMB, itu pasti kebakaran," ujarnya setelah pembukaan Jalan Sehat Melawan Pikun Peduli Alzheimer di kawasan Monas, Minggu (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemindahan warga di permukiman padat penduduk ke rumah susun memang menjadi salah satu impian Ahok untuk menertibkan Jakarta. Menurutnya, itu juga cara efektif mencegah kebakaran yang terjadi di permukiman padat.
Ia mengaku sudah pernah menawarkan warga yang memiliki tanah dan sertifikat, agar diganti dengan kepemilikan apartemen bersubsidi. Tentu saja sebelumnya semua warga harus bisa membuktikan kepemilikan tanah dan seluruh bangunan ada Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"Kalau Anda punya tanah dan sertifikat, tanah 100 meter saya kasih bangunan apartemen 150. Kalau satu unit 30, saya kasih Anda lima unit," tutur Ahok. Bagi yang tidak memiliki surat atau sertifikat, ia berjanji memberi 80 persen. "Berarti 1,2 kali. Kalau itu berarti 120 meter, dapat empat unit," lanjutnya.
Ia berharap tawarannya itu diterima. Namun jika tidak, dirinya tak mau lagi disalahkan lantaran banyak kebakaran di lingkungan padat. "Orang IMB-nya enggak benar, listriknya enggak benar," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Ahok kembali menegaskan, "Saya tawarkan yang paling baik, enggak ada yang menawarkan segila saya, saya kasih 1,2 kali gedung yang lama."
(rsa)