Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Pengawas Haji Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah meminta agar pemerintah Indonesia meningkatkan wibawanya dalam berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi. Hal ini dikarenakan dalam tragedi Mina, ia melihat petugas haji di lapangan kesulitan mendapat akses perkembangan korban dari Indonesia.
"Terbaca pemerintah kita tidak punya komunikasi yang berwibawa kepada Arab Saudi. Wibawa komunikasi kita rendah di mata Arab Saudi," kata Fahri saat konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (30/9).
Pasalnya, Indonesia sebagai negara penyumbang jemaah ibadah haji terbesar, harus dapat kemudahan akses komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi. Meski, ia mengetahui pemerintah Arab Saudi cenderung tertutup dalam menyampaikan informasi perihal perkembangan jumlah korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahri bercerita, saat itu dirinya bersama Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini berinisiatif mengunjungi rumah sakit di Mina untuk melihat dan mencari langsung warga negara Indonesia yang menjadi korban.
Sesampainya di sana, mereka menemukan banyak WNI menjadi korban, namun tidak tampak petugas haji di sana. Saat mencoba menghubungi pihak daerah kerja (daker) atau petugas untuk datang ke rumah sakit, mereka pun kesulitan.
"Ini yang terlihat pada hari H, pejabat kita seperti enggak mau angkat telpon karena mereka juga sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi," kata Fahri.
Lantaran hal tersebut, Fahri mengesankan pemerintah memiliki posisi komunikasi yang rendah di mata Arab Saudi. Ia pun mengklasifikasikan wibawa negara-negara ke dalam tiga bagian. Pertama, negara yang paling kuat wibawanya adalah negara strategis, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Kemudian di posisi kedua, disebutnya terdapat negara manajer seperti Turki, Malaysia, Singapura, dan Pakistan. Sedangkan terakhir, ia menyebutkan negara pekerja seperti negara-negara dari Afrika dan India. Lantas ia melihat bahwa, dalam kewibawaan berkomunikasi, posisi Indonesia berada di paling bawah.
"Nah kita itu kelihatannya wibawanya di paling bawah," ujar Fahri.
Saat ini, berdasarkan data terbaru yang dirilis Kementerian Agama, jumlah korban tewas jemaah haji Indonesia bertambah 11 orang sehingga total korban dari warga negara Indonesia mencapai 57 orang.
Adapun jemaah haji yang hingga kini belum kembali ke pemondokan berkurang menjadi 78 orang, dari 89 orang. Sedangkan, korban cedera dan masih dirawat di rumah sakit sebanyak lima orang.
(obs)