Muncul Dugaan Polres Lumajang Terlibat Pembunuhan Salim

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2015 06:52 WIB
JATAM menilai Polres Lumajang lamban dalam mengusut kasus ini, juga telah melakukan pembiaran atas ancaman pembunuhan Salim.
Sejumlah aktivis melakukan teatrikal saat menggelar Aksi Solidaritas untuk Salim Kancil dan Tosan di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015. Aksi Solidaritas untuk Salim Kancil dan Tosan ini adalah salah satu bentuk solidaritas terhadap perjuangan warga dalam mempertahankan lingkungan dan ruang hidupnya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manager Emergency Response Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Ki Bagus Hadi Kusuma menduga ada keterlibatan Kepolisian Resor (Polres) Lumajang dalam kasus pembunuhan petani aktivis anti tambang Salim Kancil.

"Berdasarkan dugaan kami, memang ada keterlibatan Polres Lumajang. Dari Kompolnas juga sudah ke Lumajang untuk mengusut ini," kata Bagus saat dihubungi pada Sabtu (3/10).
Bagus menilai Polres Lumajang lamban dalam mengusut kasus ini. Bukan hanya itu, Polres Lumajang juga dinilai telah melakukan pembiaran atas ancaman pembunuhan Salim.

"Delapan hari setelah masyarakat mengadu ke Polres soal ancaman pembunuhan, barulah polisi ambil tindakan, namun itu juga cuma pengeluaran surat pemberitahuan penyidik soal ancaman pembunuhan Salim," kata Bagus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai selama ini pertambangan liar marak terjadi di Lumajang. Namun, pemerintah daerah melakukan pembiaran dan terkesan mendukung, misalnya dengan memberikan izin tambang bagi perusahaan yang menyalahi aturan.

"Sekarang usaha yang perlu dilakukan adalah membuat kepala desa buka mulut soal siapa saja yang telah terlibat dalam pembunuhan berencana Salim Kancil," katanya.

Lebih lanjut, Bagus juga menilai kasus ini sebaiknya tidak hanya dilihat dari kasus pembunuhannya, melainkan sampai ke akar permasalahannya, yaitu pertambangan liar yang masih dibiarkan terjadi.

Rencana pembunuhan Salim telah dirancang satu hari sebelum kematiannya. Mereka yang bertugas mengeksekusi dengan mengeroyok Salim hingga tewas ternyata adalah orang-orang dekat sang Kepala Desa Hariyono.

Belasan orang yang tergabung dalam kelompok tersebut kemudian diketahui sebagai tim sukses Hariyono, pada saat dia mencalonkan diri sebagai pemimpin desa.

(pit)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER