Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, anggotanya tengah mendalami dugaan keterlibatan aktor intelektual di atas Kepala Desa Selok Awar-Awar, Hariyono, dalam kasus dugaan pembunuhan petani aktivis anti tambang Salim Kancil.
"Kami tidak menutup kemungkinan ada orang di belakang Kepala Desa. Ini sedang diperiksa," kata Badrodin di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (2/10).
Selain pemeriksaan terhadap saksi dan tersangka, polisi juga mendalami bukti-bukti lain yang ada. Kata Badrodin, salah satu bukti yang diperiksa adalah pesan singkat yang ada di telepon genggam orang-orang terkait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanyai kemungkinan keterlibatan pejabat lain seperti Bupati, Badrodin tidak bisa memastikan. "Kalau pidana itu mesti ada fakta hukum yang mendukungnya, saya tidak mengatakan orang tertentu."
Sejauh ini, kata Badrodin, pejabat yang sudah bisa dipastikan keterlibatannya baru sampai ke tingkat Kepala Desa. Yang sedang didalami adalah dugaan pihak lain yang membiayai pejabat berstatus tersangka itu.
Selain Hariyono, sudah ada 22 orang lain yang dijadikan tersangka. Dua dari puluhan orang itu masih berusia 16 tahun.
Mereka diduga terlibat langsung dalam penganiayaan Salim dan rekannya, Tosan. Korban kedua menderita luka parah akibat perbuatan para pelaku.
(Baca:
Menuntut Pembunuhan Sadis Aktivis Salim Kancil)
Berdasarkan informasi, penganiayaan yang terjadi akhir pekan lalu terjadi akibat penolakan para korban terhadap pembukaan tambang pasir di kawasan tempat tinggalnya. Mereka dianiaya setelah melakukan aksi damai terkait masalah tersebut.
Di sisi lain, Manager Emergency Response Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Ki Bagus Hadi Kusuma mengatakan, meski pihak kepolisian telah menetapkan 23 orang, tim khusus yang pihaknya menduga ada lebih dari tujuh orang lagi yang terlibat dengan pembunuhan Salim.
"Dari pengakuan masyarakat dan temuan tim di lapangan, ada lebih dari 30 orang yang terlibat. Dari hasil gelar perkara di Polda Jawa Timur, dijelaskan bahwa pembunuhan Salim sudah direncanakan oleh puluhan orang tersebut," kata Ki Bagus saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (2/10).
Ki Bagus menjelaskan, rencana pembunuhan Salim telah dirancang satu hari sebelum kematiannya. Mereka yang bertugas mengeksekusi dengan mengkroyok Salim hingga tewas ternyata adalah orang-orang dekat sang Kepala Desa Hariyono.
Belasan orang yang tergabung dalam kelompok tersebut kemudian diketahui sebagai tim sukses Hariyono, pada saat dia mencalonkan diri sebagai pemimpin desa.
"Pembunuhan itu direncanakan satu hari sebelumnya oleh tim 12. Tim 12 adalah bentukan si kepala desa waktu dia mau nyalon jadi kades. Yah, seperti tim sukses," katanya.
(rdk)