Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir 6 ribu personel gabungan dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia diturunkan untuk membantu memadamkan api di beberapa daerah yang menjadi lokasi kebakaran hutan dan lahan. Namun hingga kini ribuan personel gabungan belum bisa memadamkan api, salah satu alasan utama adalah titik api yang sulit di jangkau.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei mengungkapkan berbagai cara telah dilakukan oleh personel gabungan tersebut, bahkan cara tradisional pun dilakukan oleh para personel TNI.
"Memang benar kita menggunakan cara tradisional dan tidak elok tapi kita perlu berbicara soal peralatan dalam kasus itu," kata Willem saat ditemui di kantor BNPB, Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peralatan yang Willem maksud adalah pompa air serta selang yang dikiriman BNPB kepada daerah-daerah yang terkena kebakaran hutan. Menurutnya jumlah peralatan yang dikirim akan menyesuaikan dengan jumlah yang diminta oleh pemerintah daerah.
Selain itu, kendala medan pun menyebabkan para personel gabungan tersebut cara tradisional untuk memadamkan api. Cara yang dimaksud adalah pemadaman ranting pohon atau diinjak-injak.
Menurut Willem, tidak semua lokasi kebakaran bisa dijangkau oleh peralatan yang ada. Dia mencontohkan dengan mobil pemadam kebakaran yang tidak mungkin bisa masuk ke lokasi kebakaran di pedalaman.
"Sementara water bombing pun akan sulit seandainya helikopter pembawa airnya tertahan oleh asap, ada jarak yang harus diperhitungkan saat melepas air dari udara ke lahan kebakaran agar tidak cepat menguap," ujar Willem.
Dia mencontohkan dengan 4000 liter air yang dibawa oleh helikopter. Jumlah air sebanyak itu tidak mungkin dijatuhkan dari ketinggian 1000 meter karena ketika menyentuh tanah akan dengan cepat menguap.
Menurut Willem jarak ideal untuk menjatuhkan air adalah 100 meter dari permukaan tanah, tapi jarak tersebut sulit karena harus berhadapan dengan panas yang keluar dari tanah.
Kendala lain yang menurut Willem dihadapi adalah masih banyaknya masyarakat yang suka membakar dan mengakibatkan munculnya kebakaran baru. Pembakaran dilakukan biasanya menggunakan momentum musim panas yang tengah melanda Indonesia.
"Maka dari itu tugas TNI dan tim lain di lapangan bukan hanya memadamkan tapi juga memberikan pengetahuan agar masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran," ujarnya.
(pit)