Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana tidak mau kehabisan ide untuk bisa memadamkan kebakaran lahan atau hutan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Kali ini badan merencanakan menggunakan chemical atau bahan kimia untuk mempercepat pemadaman.
Kepala BNPB Willem Rampangilei mengungkapkan bahan kimia yang akan digunakan dipercaya mampu mempercepat proses pendinginan. Bahan ini juga berfungsi mengurangi kemunculan asap dari gambut yang dipadamkan.
Percobaan penggunaan bahan kimia tersebut akan dilakukan secepatnya di daerah Sumatera Selatan yang memang menjadi penyumbang titik api terbanyak saat ini. "Percobaan akan dilakukan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatera Selatan," kata Willem saat menggelar jumpa pers di kantor BNPB, Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Willem mengungkapkan yang menjadi pikiran utama adalah bagaimana membawa bahan kimia tersebut ke Kabupaten OKI karena jumlahnya adalah 40 ton. Dengan jumlah tersebut dan bentuknya yang berupa serbuk dibutuhkan waktu hampir sepekan untuk membawanya ke lokasi.
Willem tidak menjelaskan apa jenis bahan kimia yang akan digunakan. Tapi dia memastikan bahwa pemerintah belum pasti akan membeli bahan kimia tersebut. Keputusan akan diambil setelah percobaan dilakukan di Kabupaten OKI. "Kita belum beli, penemunya, yang bernama Randall Hart, disuruh mencoba dulu dan jika hasilnya bagus akan kita beli," kata Willem.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan CNN Indonesia bahan dasar dari bahan kimia dibuat oleh Randall Hartolaksono. Bahan yang dibuatnya disebut bisa memadamkan api adalah kulit singkong. Kandungan dari kulit singkong dipercaya bisa membuat pemadaman api berlangsung lebih cepat.
Dikutip dari sebuah video di situs Youtube, Randall pertama kali menemukan bahwa kulit singkong bisa mempercepat pemadaman api saat dirinya berkuliah di salah satu universitas di London pada 1977. "Zat tripotasium sitrat di kulit singkong bisa mencegah lompatan energi elektron di lapisan terluar atom elektron saat terjadinya kebakaran," ujar narasi di video tersebut.
Harga yang mahal menjadi pertimbangan pemerintah soal apakah akan memakai apakah bahan kimia atau tidak. Apalagi, bentuknya yang serbuk harus dicampurkan dengan air untuk bisa memadamkan api. "Bisa dimasukkan ke dalam mobil pemadam kebakaran atau juga dicampur dengan water bombing. Namun dengan menggunakan water bombing pun akan sulit untuk memcampurnya," kata Willem. "Namun bukan berarti kalau kita menggunakan chemical akan membuat lebih mudah karena mobil damkar pun belum tentu bisa masuk ke lokasi kebakaran di pedalaman."
(bag)