Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan pemerintah Republik Indonesia menolak bantuan Singapura menangani kabut asap karena tak mau Negeri Singa nantinya mengklaim bencana kabut asap enyah karena kemampuan mereka.
"Sebenarnya pemerintah sama sekali tidak menutup diri terhadap bantuan. Tetapi dari bantuan itu, pemerintah tidak mau kemudian diklaim. Ini kan pemerintah sedang sungguh-sungguh menyelesaikan (bencana kabut asap), termasuk statusnya. Jadi jangan sampai diklaim mereka,” ujar Pram –sapaan Pramono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10).
Jika nantinya persoalan asap yang masif itu berhasil diatasi, kata Pram, itu merupakan hasil kerja keras pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tawaran Singapura untuk membantu Indonesia menangani kabut asap sebelumya dikemukakan oleh Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen.
"Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Singapura sudah menyiagakan pesawat C-130 untuk operasi modifikasi cuaca, satu helikopter Chinook dengan penampungan air untuk pemadaman api dari udara dan dua pesawat C-130 untuk mengangkut tim pemadam kebakaran dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura," tulis MINDEF dalam pernyataan resmi mereka.
Di kemudian hari saat kabut asap dari Sumatra makin pekat melanda Singapura, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyebut Indonesia tak memikirkan keselamatan warga Singapura maupun warga Indonesia sendiri.
Pernyataan pedas Singapura itu keluar setelah Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di negeri itu mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini, yakni 341.
Sementara Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit justru meminta pemerintah RI untuk tak gengsi menerima bantuan asing untuk mengatasi kabut asap. Indonesia, menurut Supit, juga mesti terbuka terhadap negara-negara tetangganya yang ikut menderita akibat kabut asap kebakaran hutan RI.
(agk)