Kabut Asap, Tak Semua Warga Palembang Kenakan Masker

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 09:31 WIB
Salah satu warga, Nazaruddin (53), mengaku mengenakan masker membuatnya menjadi tidak leluasa beraktiftas. Warga dipaksa terbiasa dengan kabut asap.
Kabut asap pada pagi hari di wilayah Palembang membuat jarak pandang hanya sekitar 200-300 meter, Rabu (7/10). (CNN Indonesia/ Ranny Virginia Utami)
Palembang, CNN Indonesia -- Kabut asap masih menyelimuti wilayah Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu (7/10). Sejak pukul 7 pagi, jarak pandang di kota ini hanya sekitar 200 hingga 300 meter.

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, kabut asap paling pekat terjadi pada pagi hari, yaitu sekitar pukul 5 hingga 6 di mana warga mulai beraktifitas.
Di Jalan Demang Lebar Daun, misalnya, tampak arus lalu lintas mulai ramai oleh mereka yang berangkat bekerja.

Akan tetapi, di antara mereka yang beraktifitas, tidak banyak yang menggunakan masker. Salah satunya adalah Nazaruddin (53).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada masker. Tetapi jadi kaku kalau memakai masker," ujarnya. Menurutnya, warga di sini seperti sudah terbiasa dengan keberadaan kabut asap. (Lihat Juga: Bencana Asap, Pemerintah Sarankan Warga Gunakan Masker N95)

Ia juga menambahkan masker yang dijual di Palembang kebanyakan adalah masker kertas biasa atau masker kain yang bercorak. "Saya belum pernah melihat masker N95 dijual di sini," ujar pria yang akrab disapa Udin ini.

Masker N95 merupakan masker yang disarankan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, untuk dipakai warga korban kabut asap karena dinilai efektif menghindarkan dari penyakit saluran infeksi pernapasan akut. 

Menjelang siang, tampak kabut cukup terurai dengan keberadaan angin dan cahaya matahari. Kabut yang menipis membuat jadwal keberangkatan dan kedatangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II lebih sibuk pada siang hari.

Sementara di pagi hari, tidak ada penerbangan yang berangkat atau tiba di bandara ini.

Jumlah titik panas kian meluas di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan data BNPB kemarin, titik panas di Kalimantan telah mencapai 712 dan di Sumatera 502.

Sejauh ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengaku telah menerjunkan lebih dari 20 pesawat sejenis helikopter untuk memadamkan api. Selain itu, modifikasi cuaca dan penerjunan ribuan personil gabungan TNI dan Polri juga telah dilakukan untuk memaksimalkan pemadaman ini.

Di sisi lain, bagi korban kabut asap, pemerintah tengah mengusulkan rencana pemberian kompensasi sebesar Rp 900 ribu pe orang melalui mekanisme Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Usulan kompensasi tersebut mesti menunggu persetujuan anggaran dari Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. (utd/utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER