Kabut Asap, Menteri Anies Minta Siswa Utamakan Kesehatan

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 19:49 WIB
Setiap seminggu dua kali Kemendikbud melakukan koordinasi dengan dinas-dinas untuk melakukan pemantauan perkembangan.
Kabut asap di Palembang. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan para siswa yang terkena dampak kabut asap harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatannya ketimbang memilih pergi ke sekolah. "Kesimpulannya keselamatan dan kesehatan itu prioritas. Jadi pendidikan ini nomor dua," ujar Anies di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (7/10).

Anies menyampaikan setiap seminggu dua kali kementeriannya melakukan koordinasi dengan dinas-dinas secara rutin untuk melakukan pemantauan perkembangan. Hal itu dilakukan sejak pekan kedua kabut menyelimuti Sumatera dan Kalimantan. "Kemudian keputusan mengenai proses belajar-mengajar dilakukan lewat musyawarah kepala dinas dengan stakeholder, komite sekolah, orangtua, siswa apakah belajar di sekolah, di rumah, atau libur. Libur itu sama sekali enggak ada kegiatan," kata dia.


Penanganan penundaan proses belajar-mengajar kata Anies bisa dilakukan dengan tiga kategori. Pertama, siswa yang mengalami proses kehilangan jam belajar di bawah lima hari. Kedua, siswa yang mengalami proses kehilangan jam belajar antara 15-28 hari. Yang terakhir siswa yang mengalami proses kehilangan jam belajar di atas satu bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu memaparkan ketiga kategori ini akan diberikan solusi yang berbeda-beda. Yang jelas, ucap dia, solusi itu akan membuat para siswa dan orangtua tidak khawatir proses belajar-mengajarnya tertunda. "Nanti kami akan mengatur supaya tidak menjadi beban, tetap juga fair supaya mereka bisa mengejar lagi, termasuk penjadwalan ulang kalender akademik. Jadi kenapa kalender akademiknya kaku? Nanti mereka enggak bisa kuliah. Kita adjust dong," kata dia.


Siswa yang masuk ke dalam kategori ketiga, kata Anies, akan disesuaikan kalender akademiknya. Tak hanya itu dalam masa libur para siswa tidak boleh banyak beraktivitas di luar supaya tidak menghirup asap. "Tapi kalau libur mereka main-main di luar, sama saja. Jadi dibuatkan program-program yang child-friendly yang disiarkan lewat online, TVRI dan TV lokal. Orangtua tinggal anak depan TV tidak khawatir," ujar dia.


Anies menilai yang bisa mengontrol kegiatan siswa di dalam ruangan adalah orangtua masing-masing karena hal itu sudah menjadi tanggungjawab mereka. "Tugas negara adalah menyiapkan tayangan yang baik," kata dia. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER