Pemerintah Belum Putuskan Kabut Asap Bencana Nasional

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 15:28 WIB
Presiden Jokowi akan menggelar rapat terbatas yang secara khusus membahas bencana kabut asap, termasuk detail perkembangannya via media sosial.
Siswa tetap bersekolah meski terpapar kabut asap kebakaran lahan di Pekanbaru, Riau. (Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, pemerintah belum memutuskan kabut asap yang menyelimuti Sumatra dan Kalimantan sebagai bencana nasional.

"Ya nanti, kan ini belum diputuskan," ujar politisi yang akrab disapa Pram itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (7/10).
Pram memastikan bahwa pemerintah tengah sangat serius menghadapi persoalan yang terjadi setiap tahun ini. Ia menuturkan, Presiden Joko Widodo akan menggelar rapat terbatas yang akan secara khusus membahas mengenai hal ini.

"Dan kalau penerbangan bisa dilakukan, besok Presiden akan ke tempat-tempat yang waktu itu mau dikunjungi tetapi belum bisa dan sedang dipersiapkan selama tiga hari mengkoordinasikan persoalan yang terkait dengan asap," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Jokowi, tutur Pram, juga mengamati perkembangan kabut asap di sosial media, termasuk melihat langsung konten yang diunggah oleh masyarakat.
"Tadi kami tunjukkan kepada Presiden. Presiden mengetahui semuanya, karena kami ingin Presiden mendapatkan informasi yang seutuh-utuhnya terhadap peristiwa yang terjadi," ujar dia.

Hari ini media sosial dipenuhi oleh keprihatian akan kabut asap yang semakin parah. Bahkan tersebar cepat melalui media sosial terkait kondisi masyarakat di Riau karena kabut asap yang nyaris dua bulan melanda hingga kini dan menuntut jika pemerintah segera tanggao dengan menyatakan bencana asap sebagai bencana nasional.

"Hari ini asap pekat kembali menyelimuti Riau. Kepekatannya mungkin empat kali lipat dari sebelumnya. No electric, no school, no flight, no oxygen. Demi Allah, ini terasa seperti genosida! Negara sedang membunuh 6,3 juta rakyat Riau pelan-pelan."

"Kami cuma diberi masker kue, bukan masker standar sesuai status tanggap darurat bencana. Kualitas udara bukan lagi berbahaya, tapi sudah merusak bahkan membunuh. Partikel berbahaya ini sudah dua bulan kami hirup tanpa henti. 24 jam setiap hari. Sudah 55 ribu warga, mayoritas balita dan orang tua, bertumbangan karena asap. Ini bukan lagi bencana biasa."

"Tolong bantu broadcast. Jika tak bisa sama-sama mendesak pemerintah turun tangan, tolong doakan kami masih tetap bernafas esok hari," ujar broadcast message yang dikirim netizen Afni Zulkifli atas nama masyarakat Riau.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER