Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa selalu memberikan data dan angka di setiap isu sosial yang ditanganinya. Salah satunya mengenai data lokalisasi di Indonesia. Tanpa berpikir lama, ia mengungkapkan ada 168 lokalisasi di Indonesia, namun telah ditutup 33 titik.
Setelah berbincang beberapa lama, Khofifah juga selalu ingat tanggal kapan saja ia turun ke lapangan. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini juga selalu hafal anggaran di setiap perencanaan.
Di ruang tamu rumah dinasnya,
Christie Stefanie dari CNN Indonesia berbincang tentang jabatan, pekerjaan, keluarga dan rencana ke depan Khofifah. Berikut petikan wawancaranya;
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana caranya bisa hafal banyak data secara detail?Dari dulu, kalau orang mengikuti saya tahu kalau berbicara pasti ada angkanya. Saya tidak mau bicara diawang-awang begitu, rugi
loh kita. Saya
'kan hadir di sebuah tempat itu pilihan. Ketika saya hadir, pasti saya menghitung ada manfaatnya
enggak? Ketika saya hadir di suatu tempat, pasti selalu saya kasih pekerjaan rumah. Itu lebih kepada bawaan saya.
Bagaimana bisa sampai hafal mendetail angkanya? Dihafal di setiap perjalanan?Kalau kita mau intervensi program bagaimana caranya kalau kita tidak hafal angka? Angka
'kan relatif
update, dan saya selalu menegur itu. Tanya itu direktorat,
enggak boleh mereka tidak tahu
update. Selalu saya bilang, "Masak menteri lebih tahu daripada direktoratnya?".
Itu karena intervensi program tidak bisa diawang-awang. Kita ini sudah bicara intervensi program, mau berapa lama?
Mengenai intervensi, apa rencana selama beberapa tahun ke depan?Menjadikan Kementerian Sosial
Center of Excellent. Sekarang belum. Jadi kalau bisa dibuka kembali, mimpi saya ingin jadikan Kemsos
center of excellence dalam mengatasi fakir miskin.
Kalau dia jadi
center of excellence bukan berarti anggaran di Kemsos. Tetapi akan jadi sentra referensi bagi penanganan fakir miskin yang penyelenggaraannya antar kementerian lembaga, di dalam dan di luar negeri.
Saya mengatakan ini bukan berarti obsesif. Ini sesuatu yang sangat bisa dilakukan dan kami sudah punya gedung yang memungkinkan
center of excellence di bidang kemiskinan.
Menjadikan
center of excellence itu tidak sederhana. Membutuhkan banyak
expert, kemitraan terutama dari lembaga yang selama ini berikan satu komitmen untuk membangun sistem penanganan fakir miskin lebih komprehensif.
Kemitraan-kemitraan itu yang bisa memberikan perspektif mereka untuk berikan penguatan bagi teman-teman di Kemsos.
Apa yang akan dilakukan setelah tidak menjadi menteri?Saya kan sudah sejak dulu mengajar dan ceramah di banyak tempat. Kalau dari sisi
income lebih besar dari pada menjadi menteri. Iya, betul itu. Saya sehari bisa ceramah di beberapa titik. Menteri berapa gajinya?
(adt/pit)