Malang, CNN Indonesia -- Balita berusia dua bulan, Hildan Hafis Rahman, terpaksa diungsikan oleh kedua orang tuanya karena kota tempat mereka bermukim, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, terselimuti kabut asap pekat. Hildan dibawa ke Malang, Jawa Timur, tempat asal orang tuanya karena selama di Palangkaraya mengalami sesak nafas dan batuk-batuk.
Di Kalimantan, kedua orang tua Hildan, Muhammad Habibi dan Anggita Larasati, tinggal di Jalan Kecipir, Perumahan Borneo, Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya. Kini mereka untuk sementara waktu tinggal di rumah nenek Hildan di Desa Ringin Kembar, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Habibi dan Anggita memutuskan kembali ke Tanah Jawa karena kondisi putranya yang terus sakit-sakitan. Jarak pandang di sekitar rumah Hildan yang hanya empat meter juga mengganggu aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Alasan pertama mengungsi karena anak saya. Anak saya kalau malam nafasnya susah sehingga mau enggak mau harus kami ungsikan,” kata Anggita saat ditemui di rumahnya, Ahad (11/10).
Anggita menghawatirkan kalau anaknya tidak diungsikan maka kesehatannya akan memburuk. “Takutnya kena ISPA dan sebagainya karena udara di sana semakin parah, di sana kondisinya semakin memburuk,” ujarnya.
Anggita mengatakan ia dan anaknya akan balik ke Kalimantan lagi kalau kabut asap di sana sudah hilang. “Saya menunggu sampai di sana asap hilang dan hujan datang,” ucap Anggita seraya menyebut parahnya kabut asap di Palangkaraya seperti dibiarkan begitu saja.
Adapun sang suami, Habibi sudah kembali ke Palangkaraya karena harus bekerja di sana.
Sementara itu hingga saat ini bencana kabut asap di Pulau Kalimantan dan Sumatera yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan tak kunjung reda.
(obs/obs)