Jakarta, CNN Indonesia -- Helikopter EC 130 B4 yang hilang di Medan, Sumatera Utara belum ditemukan sejak hilang kontak pada Ahad (11/10). Kepolisian Republik Indonesia pun bergerak cepat dengan segera mengumpulkan data antem mortem dari para penumpang pesawat yang berjumlah lima orang.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Suharsono mengungkapkan data tersebut kini sedang dalam proses pengumpulan dan nantinya akan disimpan di posko yang berada di dekat lokasi yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya helikopter.
"Posko di sana untuk kumpulkan data antem mortem seperti pengalaman yang lalu-lalu," ujar Suharsono saat ditemui di Mabes Polri, Senin (12/10).
Untuk anggota yang dikerahkan, Suharsono mengatakan ada sekitar 200 anggota yang berada di lapangan. Posko sendiri dibangun di dekat Danau Toba yang diduga menjadi lokasi jatuhnya helikopter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi Bidang Operasi Badan SAR Nasional Heronimus Guru mengatakan, tim pencari gabungan terdiri dari anggota Basarnas, TNI dan Polri.
Mereka menyusuri wilayah-wilayah serta mengumpulkan informasi soal keberadaan helikopter itu. Pencarian saat ini menurutnya masih mengandalkan jalur darat. Namun jika memungkinkan pencarian juga akan dilakukan melalui jalur udara.
Tak lupa, Polri pun menerjunkan polisi air untuk membantu pencarian lantaran lokasi yang merupakan perairan.
"Ada 20 orang sudah di sana untuk melakukan pencarian," kata Suharsono.
"Peralatan ada lampu lapangan, lighter, tandu, kantung jenazah, lampu tembak, kapal kano, kayak, pelampung dan helm."
Helikopter sewaan tersebut berangkat dari Sipamarhan pada pukul 11.33 waktu setempat namun sampai dengan pukul 12.30 waktu setempat belum ada kontak sehingga helikopter tersebut kehilangan kontak.
Pesawat ini ditumpangi lima orang, yaitu pilot Kapten Teguh Mulyatno, teknisi Heri Purwantono, Nurhayanto, Giyanto, dan Frans.
(utd)