Jakarta, CNN Indonesia -- Setara Insitute Hendardi menilai rencana Kementerian Pertahanan untuk memulai dan mencanangkan pendidikan bela negara dianggap tidak rasional. Terlebih terget anggota program bela negara yang ingin dicapai yaitu 100 juta orang dalam 10 tahun kedepan.
"Ini gagasan irasional dan tidak kontekstual dengan kebutuhan berbangsa dan bernegara dan tidak untuk meningkatkan kualitas berkewarganegaraan," kata Hendard dalam keterangan persnya yang diterima CNN Indonesia, kemarin.
Tak hanya itu, secara finansia, keberadaan program bela negara akan menguras APBN. Rencana itu pun ditambah dengan munculnya ide integrasi antara bela negara dan pendidikan dalam sebuah sistem pendidikan nasional.
Gagasan itu dianggap Hendardi ibarat menambah masalah, karena munculnya sistem lain di pendidikan Indonesia, yang mana pendidikan sebelumnya belum mampu menciptakan sumber daya manusia yang sempurna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Argumentasi gagasan itu juga absurd karena berbagai persoalan kebangsaan ini justru berakar pada sistem pendidikan yang belum mampu menciptakan warga negara yang paripurna."
Hendardi menilai, kebutuhan mutakhir bangsa ini adalah bukan dengan menghimpun manusianya untuk bisa baris berbaris, tetapi meningkatkan kemampuan kompetitif warga negara.
"Mereka membela negaranya itu dengan cara memperlihatkannya sebagai manusia berkualitas," ujar Hendardi.
(pit)