Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan mengaku belum tahu banyak soal program bela negara yang sempat diwacanakan Kementerian Pertahanan. Jangankan soal anggaran, konsep program bela negara pun Luhut belum memahami detail.
Luhut mengatakan, masih perlu mendapat penjelasan secara utuh mengenai konsep bela negara. Pasalnya, gagasan tersebut pada praktiknya membutuhkan realisasi anggaran sehingga butuh pengkajian mendalam.
"Saya belum di-brief secara utuh. Saya akan minta detailnya Kamis atau Jumat dibriefing ke saya," ujar Luhut di Gedung DPR, Selasa (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Luhut mengatakan pada dasarnya ide program bela negara dicetuskan untuk membangkitkan kembali jiwa nasionalisme generasi muda. Lebih dari itu, Luhut tidak melihat ada kaitan bela negara dengan program wajib militer.
"Tidak ada kaitannya dengan wajib militer. Kami mencoba membuat anak-anak muda lebih disiplin," ujar Luhut.
Ketua DPR Setya Novanto menyatakan, bakal mengundang Menteri Luhut untuk meminta penjelasan mengenai niatan program bela negara yang diwacanakan oleh Kementerian Pertahanan.
Menurut Novanto, publik saat ini tidak perlu terburu-buru menjatuhkan penilaian tentang ide bela negara yang berkaitan dengan wajib militer. Novanto dalam hal ini merasa pernaslu mendengar langsung penjelasan dari menteri Luhut.
"Kami undang Pak Luhut hari Jumat (16/10) agar menyampaikan langsung apa yang dimaksud. Apa benar ada hal-hal yang berkaitan dengan wajib militer," kata Novanto di tempat terpisah.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan program pembentukan kader bela negara merupakan gagasan pemerintah untuk mempersiapkan rakyat menghadapi dua bentuk ancaman, yakni ancaman militer dan nirmiliter.
Meski Indonesia merupakan negara yang cinta damai dan bukan agresor, kata Ryamizard, tiap warga harus selalu siaga terhadap ancaman yang mengintai kedaulatan negara.
"Kalau kedaulatan disinggung, kalau perlu kita perang. Kalau perang, seluruh komponen harus mempertahankan negara. Itu namanya perang rakyat semesta," ujar Ryamizard di Jakarta, Senin (12/10).
(rdk)