Disebut di Kasus Bansos, Paloh Anggap Risiko Publik Figur

Hafidz Mukti Ahmad | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Okt 2015 18:20 WIB
Kerap dituding di berbagai media soal dugaan keterlibatannya dengan kasus yang menjerat Rio Capella saat ini, ternyata jadi hal yang dimaklumi oleh Surya Paloh.
Kerap dituding di berbagai media soal dugaan keterlibatan dia dengan kasus yang menjerat kadernya saat ini menjadi hal yang dimaklumi oleh Surya Paloh. (Dok.Detikcom/Ari Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh disebut-sebut memiliki keterlibatan dalam kasus dugaan penyelewengan dana bantuan sosial Provinsi Sumatera Utara. Kasus ini sendiri telah membuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan istri mudanya Evy Susanti sebagai tersangka, dan yang terbaru adalah penetapan bekas Sekjen Partai NasDem, Patrice Rio Capella, sebagai tersangka.

Tudingan sering kali keluar di berbagai media atas dugaan keterlibatan Surya Paloh. Dia pun melihat apa yang keluar di media merupakan bentuk resiko yang harus diterimanya sebagai publik figur di kancah politik nasional.

"Ini konsekuensi sebagai publik figur. Lalu tanya pada diri sendiri mengapa mereka sebut nama saya? Misalnya mereka perlu sebut nama saya, itu karena mereka butuh berita yang sensasional dan newspeg saja,” kata Surya kepada CNN Indonesia saat ditemui di kantornya di Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh, dia menilai, hingga kini, khusus untuk perkara hukum, Surya yakin tidak memiliki sedikit pun masalah. Dia memilih fokus untuk membenahi partai dan membangun kembali kepercayaan kader yang runtuh setelah peristiwa penetapan Patrice sebagai tersangka KPK.

Ibarat mencurahkan perasaan, Surya mengaku tidak mungkin memelas kepada setiap orang agar beriba hati dan memohon kepercayaan bahwa dirinya tidak terlibat dalam kasus ini.

Menurutnya, dalam dunia politik, ada beberapa konstruksi yang dibangun atau sengaja dibangun, salah satunya adalah konstruksi yang diawali dengan perasaan ketidaksukaan.

"Jika konstruksi orang sudah tidak suka, apakah saya harus membuat orang beriba hati pada saya, membuat orang lain selalu setuju dengan saya? Saya tidak bisa larang orang untuk tidak suka sama saya. Apakah saya harus nangis-nangis buat orang suka sama saya. Itu tidak mungkin," katanya.

Meski begitu, Surya menyadari bahwa ada pelajaran yang berharga yang harus diambil dari kasus ini. Menurutnya, kejadian ini menjadi peringatan bagi partai, bahwa keberadaan partai seharusnya meringankan beban rakyat, bukan untuk memberi beban.

"Satu noktah apapun akan menodai perjuangan partai selama ini. Tapi di situ ada proses learning by doing. Jka NasDem tidak punya daya tarik, maka partai ini hanya jadi onggokkan saja.

Tanpa pikir panjang, NasDem pun langsung memutuskan nasib dengan menggelar konferensi pers termasuk menerima pengunduran diri Patrice untuk tiga jabatan yang saat ini dia miliki yakni sebagai Sekjen Partai NasDem, anggota DPR RI dan anggota partai.

"Sekarang, Patrice adalah alumni Partai NasDem. Ini harus menjadi contoh, hanya hitungan jam, jika ada kader yang melakukan tindakan kriminal maka sudah jelan konsekusensinya. Tidak perlu menunggu inkracht," ujar Surya.

Menurut Surya, ketegasan yang diambil partainya merupakan bentuk semangat NasDem sejak awal dan diharapkan bisa menyebar ke partai-partai politik lain untuk mengikuti langkah NasDem.

"Sejarah akan mencatat apa yang dilakukan partai ini. Dan juga apakah konsistensi ini akan tetap berjalan. Dan tolong jangan mematikan semangat (kader) yang lain untuk menjadi orang baik," tegas Surya.


Simak wawancara Surya Paloh soal Janggut, Kumis, juga kegemarannya, hanya di CNN Indonesia, Minggu (18/10)



(pit/meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER