Operasi Perburuan Teroris Santoso Diperpanjang

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 06:17 WIB
Polri masih kesulitan mengejar Santoso lantaran kondisi geografis di Poso, Sulawesi Tengah yang berbukit dan berupa hutan belantara.
Kapolri Jendral Badrodin Haiti saat menghadiri Upacara kenaikan pangkat di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta. Kamis, 3 September 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polri memperpanjang operasi perburuan gembong teroris Santoso di Sulawesi Tengah hingga akhir tahun ini. Perpanjangan itu dilakukan lantaran salah satu buronan paling dicari di Indonesia itu tak kunjung tertangkap.

Di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (19/10), Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan anak buahnya telah menemukan titik terang berkat operasi bersandi Camar Maleo III ini.

"Jejaknya banyak, ada bekas yang ditempati di situ, ada yang sudah pindah ke tempat lain. Banyak jejaknya di sana," kata Badrodin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti sebelumnya, Polri masih kesulitan mengejar Santoso lantaran kondisi geografis yang berbukit dan berupa hutan belantara.

Terkait kesulitan ini, Badrodin berseloroh mengajak wartawan langsung turun ke lokasi agar mengetahui bagaimana keadaan di sana. "Sekali-sekali Anda coba ikut ke sana, supaya Anda ikut pasukan ke sana naik ke gunung, masuk ke hutan."

Meski diperpanjang, Polri tidak menambah personel dalam operasi tersebut. Sebanyak 1.000 anggota polisi diterjunkan dalam perburuan sang pentolan teroris.

Nama Santoso masuk ke dalam daftar teratas buronan teroris kepolisian sejak mengotaki penyerbuan dan pembunuhan terhadap tiga polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.

Selain itu, Santoso terus melakukan serentetan aksi teror di Poso setahun setelahnya. Dia menculik dua anggota Polisi Resor Poso yang melintas di Dusun Tamanjeka untuk menjebak petugas lainnya dengan ranjau.

Terakhir, tiga orang petani diduga dibunuh oleh kelompok tersebut. Nyoman Astika (70), seorang transmigran asal Buleleng, jenazahnya ditemukan dalam kondisi terpenggal, bulan lalu.

Kemudian seorang warga bernama Hengky (50), juga ditemukan dalam kondisi yang sama di tempat terpisah. Sedangkan korban ketiga hingga kini belum diketahui identitasnya, namun jenazahnya ditemukan dalam kondisi utuh.

Tindakan itu diduga bermotif balas dendam atas tewasnya seorang pentolan teroris bernama Bado dalam kontak senjata dengan aparat Brigade Mobil Polda Sulawesi Tengah di wilayah Pegunungan Langka, Poso Pesisir Utara, Poso. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER