Satpol PP Bongkar Rumah Ibadah Tak Berizin di Aceh Singkil

Osa Budi Santosa | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 00:02 WIB
Pembongkaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan dalam rapat mediasi yang telah digelar beberapa kali.
Aparat kepolisian melakukan penjagaan terhadap para warga yang sedang melakukan ibadah Minggu di wilayah Aceh Singkil, Ahad (18/10).
Aceh Singkil, CNN Indonesia -- Pemerintah Aceh Singkil sudah mulai melakukan pembongkaran rumah ibadah yang tidak memiliki izin. Pembongkaran yang dilakukan oleh Satpol PP itu dimulai dari sebuah Undung-Undung atau rumah ibadah kecil di Desa Mandumpang Kecamatan Suro, Kapubaten Aceh Singkil.

Pembongkaran dilakukan menyusul batas kesepakatan waktu yang jatuh pada Senin (19/10). Dengan demikian pembongkaran sesuai dengan kesepakatan dalam rapat mediasi yang telah digelar beberapa kali.

Awalnya pemerintah menawarkan pembongkaran tersebut dilakukan oleh pihak pengurus gereja sendiri. Namun kemudian disepakati yang melakukan pembongkaran adalah petugas Satpol PP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengurus rumah ibadah yang dibongkar, Doli Manik mengatakan Gereja GKPPD Siompin merupakan bangunan tak berizin kedua yang dibongkar.

Seorang pengurus gereja lainnya, Paima Berutu mengakui gereja-geraja yang dibongkar memang tidak mempunyai izin. “Gereja ini memang belum memiliki izin,” ujarnya saat ditemui CNN Indonesia di Aceh Singkil.

Rumah ibadah ketiga yang dibonglar adalah GMII Siompin. Berdasarkan kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat pada 12 Oktober lalu bahwa ada 10 rumah ibadah yang tak berizin yang akan muli dibongkar pada Senin (19/10).

Sementara itu sekolah di Aceh Singkil sudah kembali melakukan kegiatan belajar mengajar sejak Jumat lalu. Namun hingga Senin belum semua murid masuk ke sekolah. Seperti yang terjadi di SD Siatas, Simpang Kanan, di sekolah ini hanya puluhan siswa yang datang ke sekolah.

Di sekolah dasar tersebut dari 320 siswa hanya puluhan yang masuk sekolah. Padahal para guru sudah mensosialisasikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung. Bahkan sebagian guru sudah mendatangi rumah siswa untuk mengajak masuk sekolah.

Pihak sekolah berencana setelah para siswa kembali lagi masuk sekolah akan membuat permainan untuk mengembalikan mental murid agar melupakan peristiwa kerusuhan.

Sejak terjadinya kerusuhan pada 13 Oktober lalu, beberapa sekolah kosong ditinggalkan muridnya. Para siswa sebagian ada yang ikut mengungsi bersama orang tuanya ke wilayah Sumatera Utara.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER