Pengungsi Aceh Singkil Butuh Bantuan Air Bersih

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 15:36 WIB
Menurut koordinator pengungsi, Marihot Simbolon, hingga saat ini pengungsi masih bertahan karena belum mendapatkan instruksi kembali ke rumah mereka.
Mahasiswa asal Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, membawa poster dan spanduk saat berunjukrasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (13/10). (AntaraFoto/ Ampelsa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Kabupaten Aceh Singkil hingga saat ini masih bertahan di pengungsian, salah satunya di sekolah milik gereja HKBP, di Desa Siragih, Manduamas, Tapanuli Tengah. Mereka mengaku butuh bantuan air bersih dan minum.

Menurut Marihot Simbolon, koordinator pengungsi, mengatakan saat ini bantuan mulai berdatangan ke pengungsian. Marihot mengatakan dia bersama pengungsi lainnya belum mendapat instruksi untuk pindah. Hanya saja, tokoh agama mendapatkan undangan dari Bupati Aceh Singkil, Safriadi, untuk proses rekonsiliasi.
"Sampai saat ini belum ada instruksi untuk kembali ke Aceh Singkil. Namun, 20 tokoh agama sudah berangkat ke Aceh Singkil karena diundang Bupati ke Aceh Singkil," kata Marihot, ketika dihubungi CNN Indonesia, Kamis (15/10).

Marihot menjelaskan warga tidak mau kembali ke Aceh Singkil karena situasi dianggap belum kondusif. Jaminan keamanan pun menjadi tuntutan warga jika harus kembali ke daerahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga masih bertahan di pengungsian, mereka akan pulang jika ada jaminan keamanan," ujarnya.
Di pengungsian sendiri, meskipun bantuan sudah berdatangan dari pemerintah daerah dan pengusaha setempat. Mereka masih merasa kekurangan terutama bantuan air bersih. "Kami butuh air bersih dan air minum," kata Mari.

Senada dengan Marihot, Ernawati, pengungsi lainnya, membenarkan belum adanya instruksi dari pemerintah atau petugas setempat untuk kembali ke Aceh Singkil.

"Instruksi pulang buat kami baru dengar dari media, pemerintah atau pun pihak TNI, polri belum bertemu langsung dengan kami untuk mengintruksikan pulang dan menjamin keamanan pengungsi secara langsung," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan menegaskan kondisi di wilayah Singkil, Aceh, telah terkendali. Pihaknya meminta sejumlah warga Singkil yang mengungsi terutama di daerah Pakpak Bharat untuk kembali.

"Pengungsi yang keluar dari daerah Singkil lari ke daerah Pakpak sudah diminta kembali ke daerahnya," kata Luhut usai menghadiri pelantikan pejabat baru di lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (15/10).

Menurut data Kepolisian, pengungsi di Kabupaten Pakpak Bharat berjumlah 976 orang yang terdiri dari 328 kepala keluarga. Pengungsi ditempatkan di Kantor Kecamatan Sibagindar, sekolah, rumah penduduk, dan tenda-tenda yang didirikan Pemda. Sementara itu, terdapat sedikitnya 3.433 pengungsi di Tapanuli Tengah yang terbagi dalam lima titik pengungsian. Lokasi pengungsian yakni sekolah dan Gereja HKBP serta Paroki. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER