Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara mengenai kunjungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Singapura yang dituding mencari investor untuk pembangunan proyek di Jakarta akibat anggaran Pemprov dipotong oleh DPRD Jakarta.
Menurut Prasetyo, keberangkatan Ahok ke Singapura dilakukan tanpa berkoordinasi dengan lembaganya. Dia pun tidak keberatan dengan apa yang dilakukan selama kunjungannya.
"Ya sebetulnya harus berkoordinasi dengan DPRD, karena kan di pemerintahan ini ada legislatif dan eksekutif. Ya, saya enggak bisa kasih komentar apa-apa, biar saja dia dapat apa yang diinginkan lah," kata Prasetyo, di Gedung DPRD Jakarta, Selasa (20/10).
Menurutnya, pemotongan anggaran Kebijakan Umum Anggaran Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUPPAS) 2016 sekitar 10 triliun yang dilakukan DPRD Jakarta merupakan bagian dari fungsi pengawasan. Prasetyo mengatakan banyaknya item anggaran juga belum tentu semuanya diketahui oleh Ahok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya enggak apa-apa, harus yang terbaik dong (anggarannya), kita bukan menghambat loh ya karena dengan item yang begitu banyak gubernur pun belum tentu tahu. Ya fungsi kita ini harus jalan untuk mengawasi, maka kita rapatkan di banggar dan terpotong banyak," ujar Prasetyo.
Sebelumnya, Ahok bertolak ke Singapura pada Senin (19/10). Dia berencana menggaet investor asal Singapura, Temasek Holdings dan Islamic Development Bank.
Ahok mengatakan pemerintah sengaja mengungang perusahaan-perusaan itu untuk berinvestasi di Jakarta. Dia menyebut total proyek yang akan dilaksanakan senilai US$ 30 miliar.
Beberapa proyek itu meliputi pembangunan kereta api ringan (LRT), rumah susun, sistem Electronic Road Pricing (ERP), manajemen air, manajemen IT gubernur, sektor pariwisata, perbankan (Bank DKI), logistik dan proyek reklamasi Pluit.
(pit)